Tidak jarang, candaan seputar “kesukaan seorang artis kepada sesama jenis” begitu vulgar. Idiom-idiom seperti “cucok”, atau perilaku lain yang khas, sudah menjadi hal biasa. Artis-artis tenar seperti Nazar, beberapa kali di-olok-olok seputar kecenderungannya menyukai sesama jenis, ironisnya, bukan dibantah, melainkan seperti diiyakan oleh Nazar.
Mantan presenter Jeremy Teti, membuat pemirsa makin terbelalak, demi mengetahui “keanehan”-nya dalam hal orientasi seksualnya. Diledek teman artis, atau saat disinggung-singgung soal kesukaannya pada sesama-pria, Jeremy tidak menampik. Ia justru menikmati.
Tayangan-tayangan seperti itu, hampir terumbar setiap hari, berhari-hari, berbulan-bulan, bertahun-tahun.... Ini seperti “kampanye cinta sesama jenis”. Entah apa maksud para presenter dan artis mengumbar hal-hal menyimpang di depan kamera.
Saya pun berpikir, KPI (Komisi Penyiaran Indonesia), atau Kemen Kominfo, bisa digandeng Kemenkes atau lembaga lain di bawah binaan pemerintah maupun swasta yang bergiat di bidang pencegahan HIV/AIDS. Demi menekan angka pertumbuhan AIDS, KPI seyogianya mem-black-list artis dan presenter televisi yang terbukti maupun terindikasi homoseksual.
Dengan demikian, panggung siaran televisi yang ditonton masyarakat berbagai kalangan, tidak dijadikan ajang “kampanye homoseksual”, bagi para artis, presenter yang mendukung maupun yang berperilaku homo. Celakalah kalau anak-anak laki-laki di Indonesia pengidola Jeremy, Nazar, dan artis-artis "lelaki melambai" lain, lantas menirukan gaya bicara dan perilaku mereka. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H