Dalam konteks sarjana, integritas dapat dilihat sebagai kewajiban moral yang harus dipenuhi tanpa memperhatikan keuntungan atau kerugian pribadi yang mungkin diperoleh. Seorang sarjana harus berkomitmen untuk mencari kebenaran dan menjaga standar etika, meskipun ini mungkin tidak selalu menguntungkan secara pribadi.Â
Contohnya, seorang peneliti yang menemukan bahwa hasil penelitiannya tidak mendukung hipotesis awalnya harus tetap jujur dalam melaporkan hasil tersebut, meskipun hasil itu mungkin mengecewakan atau bahkan merugikan kariernya. Berdasarkan etika Kantian, sarjana tersebut berkewajiban untuk melaporkan kebenaran karena hal itu adalah tindakan moral yang dapat diterima secara universal.
2.1. Kewajiban Moral untuk Menghormati Kebenaran
Salah satu aspek paling penting dari integritas menurut etika Kantian adalah kewajiban moral untuk menghormati kebenaran. Kant percaya bahwa setiap individu memiliki martabat dan nilai intrinsik yang harus dihormati, dan ini termasuk kewajiban untuk selalu mengatakan yang sebenarnya. Bagi seorang sarjana, ini berarti mereka harus jujur dalam segala aspek kehidupan akademik mereka, baik dalam penelitian, pengajaran, maupun penulisan.
Dalam penelitian ilmiah, kejujuran adalah dasar dari integritas akademik. Plagiarisme, fabrikasi, atau manipulasi data tidak hanya melanggar prinsip-prinsip moral, tetapi juga merusak kepercayaan masyarakat terhadap ilmu pengetahuan. Etika Kantian menekankan bahwa kejujuran adalah kewajiban moral yang tidak boleh dilanggar, apa pun situasinya.Â
Hal ini penting bagi seorang sarjana yang sering menghadapi tekanan untuk mempublikasikan hasil yang mengesankan atau mendapatkan pengakuan dari komunitas ilmiah. Etika Kantian mengingatkan kita bahwa tujuan-tujuan ini tidak boleh dicapai dengan mengorbankan kebenaran.
2.2. Prinsip Universalitas dalam Tindakan
Etika Kantian juga menuntut bahwa setiap tindakan harus dapat dijadikan prinsip yang dapat diterima secara universal.Â
Ini berarti bahwa seorang sarjana harus bertanya pada diri sendiri apakah tindakan yang mereka ambil, seperti menyalin karya orang lain tanpa izin atau memanipulasi data penelitian, dapat diterima jika dilakukan oleh semua orang. Jika tindakan tersebut tidak dapat diterima secara universal, maka tindakan itu tidak bermoral.
Dalam dunia akademik, prinsip ini sangat relevan. Misalnya, jika seorang sarjana memutuskan untuk memalsukan data penelitian demi mendapatkan hasil yang diinginkan, mereka melanggar prinsip universalitas karena tindakan ini tidak dapat diterima jika dilakukan oleh semua peneliti. Etika Kantian menuntut bahwa setiap sarjana harus menjaga standar moral yang dapat diterima oleh semua orang di komunitas ilmiah, tanpa terkecuali.
3. Aplikasi Prinsip Etika Kantian dalam Kehidupan Akademik