Mohon tunggu...
43223110060 Rama Raydinata
43223110060 Rama Raydinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sarjana 1 Akuntansi - NIM 43223110060 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercubuana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Integritas Sarjana dan Aplikasi Moral Kantian

16 Oktober 2024   13:04 Diperbarui: 16 Oktober 2024   13:11 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sarjana yang menerapkan etika Kantian dalam kerjasama penelitian akan selalu berusaha untuk menjaga transparansi dan keadilan dalam setiap tahap proses penelitian. Mereka akan memastikan bahwa kontribusi setiap orang diakui dengan benar dan bahwa tidak ada anggota tim yang diperlakukan secara tidak adil atau dieksploitasi.

4.2. Menghindari Kompetisi yang Tidak Sehat

Dunia akademik sering kali kompetitif, di mana sarjana bersaing untuk mendapatkan pengakuan, dana penelitian, atau promosi jabatan. Namun, kompetisi yang tidak sehat dapat merusak integritas akademik. Menurut Kant, persaingan tidak boleh membuat seseorang melupakan kewajiban moral

Kesimpulan

Integritas adalah elemen mendasar yang harus dimiliki setiap sarjana dalam kehidupan akademik dan profesional. Konsep ini mengacu pada kejujuran, tanggung jawab, dan konsistensi antara perkataan dan tindakan. 

Dari perspektif etika Kantian, integritas sarjana tidak hanya dipandang sebagai kewajiban profesional, tetapi juga sebagai komitmen moral yang harus dijunjung tinggi terlepas dari situasi atau tekanan. Immanuel Kant, melalui Imperatif Kategoris, menekankan bahwa tindakan moral harus didasarkan pada prinsip yang dapat dijadikan aturan universal, tanpa memperhitungkan konsekuensi atau kepentingan pribadi.

Filsafat Kantian menawarkan panduan yang relevan bagi sarjana dalam menghadapi dilema etika. Kant menuntut agar keputusan diambil berdasarkan kewajiban moral dan penghormatan terhadap martabat manusia, bukan pada manfaat atau konsekuensi yang dihasilkan. 

Dalam dunia akademik, sarjana harus berkomitmen terhadap kejujuran dan kebenaran, baik dalam penelitian maupun interaksi sosial. Misalnya, sarjana yang menemukan bahwa hipotesis awalnya salah harus tetap melaporkan hasil yang sebenarnya, meskipun ini mungkin merugikan kariernya.

Etika Kantian juga menggarisbawahi bahwa tindakan yang dilakukan seorang sarjana harus mampu diterima secara universal. Dengan kata lain, perilaku seperti plagiarisme, manipulasi data, atau ketidakjujuran lainnya tidak hanya melanggar etika akademik, tetapi juga melanggar prinsip moral Kantian. Etika ini sangat penting dalam menjaga kredibilitas ilmu pengetahuan dan kepercayaan masyarakat terhadap institusi akademik.

Prinsip otonomi moral Kant juga menuntut agar setiap sarjana bertindak berdasarkan hukum moral yang mereka ciptakan sendiri melalui rasionalitas, bukan karena tekanan eksternal. 

Ini sangat penting dalam menjaga integritas, terutama dalam situasi di mana hasil yang diinginkan tidak sesuai dengan standar moral atau kebenaran ilmiah. Selain itu, Kant menekankan penghormatan terhadap martabat manusia, yang mengharuskan sarjana untuk memperlakukan setiap individu sebagai tujuan, bukan sarana untuk mencapai keuntungan pribadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun