Mohon tunggu...
43223110060 Rama Raydinata
43223110060 Rama Raydinata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Sarjana 1 Akuntansi - NIM 43223110060 - Fakultas Ekonomi dan Bisnis - Universitas Mercubuana - Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB - Dosen: Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Model Etika Komunikasi Menurut Lasswell, Buber, dan Sosrokartono

10 Oktober 2024   11:38 Diperbarui: 10 Oktober 2024   11:43 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Model Catur Murti adalah konsep komunikasi yang dikembangkan oleh Raden Mas Panji Sosrokartono, seorang intelektual Indonesia dari abad ke-20. Dalam model ini, komunikasi dianggap sebagai sebuah proses yang harus didasarkan pada kebenaran dan keselarasan antara empat elemen penting: Pikiran benar, Perasaan benar, Perkataan benar, dan Perbuatan benar. Keempat elemen ini harus bersatu untuk menciptakan komunikasi yang jujur, efektif, dan etis.

 Why: Mengapa Model Ini Penting?

Model Catur Murti menekankan bahwa komunikasi yang baik tidak hanya didasarkan pada apa yang dikatakan, tetapi juga pada niat dan tindakan yang mendasarinya. Dalam dunia yang penuh dengan informasi yang tidak selalu benar atau akurat, model ini mengajarkan bahwa kejujuran dan keselarasan antara pikiran, perasaan, perkataan, dan perbuatan adalah kunci untuk menciptakan komunikasi yang bermakna.

Dalam konteks sosial dan politik, model ini relevan karena menekankan pentingnya integritas dalam komunikasi. Seringkali, orang berkata satu hal tetapi berpikir atau bertindak berbeda, yang dapat menyebabkan ketidakpercayaan dan disinformasi. Dengan menjaga keseimbangan antara keempat elemen tersebut, komunikasi menjadi lebih transparan dan dapat dipercaya.

 How: Bagaimana Cara Kerjanya?

Agar komunikasi sesuai dengan model Catur Murti, seorang komunikator harus memastikan bahwa semua elemen berikut saling selaras:

1. Pikiran benar: Komunikator harus memiliki niat yang jujur dan tulus dalam berkomunikasi.

2. Perasaan benar: Komunikator harus merasakan apa yang dikatakannya, dengan empati dan kesadaran emosional.

3. Perkataan benar: Kata-kata yang diucapkan harus sesuai dengan fakta dan tidak menyesatkan.

4. Perbuatan benar: Tindakan nyata harus konsisten dengan apa yang dikatakan dan dipikirkan.

Sebagai contoh, seorang pemimpin yang berpidato tentang keadilan sosial harus memiliki niat yang tulus untuk memperjuangkan keadilan, berbicara dengan empati, dan tindakannya harus mencerminkan komitmen terhadap keadilan.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun