-Kurangnya Pelatihan Profesional
Tidak semua profesional, terutama aparat penegak hukum dan jurnalis, memiliki pelatihan khusus dalam menangani kasus kekerasan seksual. Hal ini dapat menyebabkan pelanggaran etika, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
-Ketidakseimbangan Kekuasaan
Dalam beberapa kasus, korban merasa tidak memiliki kekuasaan untuk menolak ketika profesional tidak mematuhi etika. Misalnya, korban mungkin merasa terpaksa memberikan informasi kepada media atau aparat hukum meskipun mereka tidak siap.
-Stigma Sosial
Stigma terhadap korban kekerasan seksual masih kuat di masyarakat. Profesional yang bekerja dalam lingkungan seperti ini sering kali menghadapi tekanan dari opini publik yang bias, sehingga sulit untuk tetap obyektif.
Penerapan Etika Profesi yang Ideal
Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan langkah-langkah strategis untuk meningkatkan penerapan etika profesi, antara lain:
-Pelatihan dan Pendidikan
Para profesional yang terlibat dalam penanganan kasus kekerasan seksual harus mendapatkan pelatihan khusus tentang etika dan pendekatan yang berbasis trauma (trauma-informed care). Pelatihan ini dapat membantu mereka memahami kebutuhan korban dan bagaimana cara terbaik untuk mendukung mereka.
-Regulasi dan Pengawasan
Institusi terkait harus memiliki kode etik yang jelas dan mekanisme pengawasan yang ketat untuk memastikan bahwa profesional bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip etika. Pelanggaran terhadap kode etik harus dikenakan sanksi yang tegas.
-Kolaborasi Multisektoral
Penanganan kekerasan seksual memerlukan kerja sama dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, media, organisasi masyarakat sipil, dan lembaga penegak hukum. Kolaborasi ini harus didasarkan pada komitmen bersama untuk melindungi hak-hak korban dan mematuhi standar etika.
-Peningkatan Kesadaran Publik
Selain melatih para profesional, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya melindungi korban kekerasan seksual juga penting. Dengan dukungan publik, stigma terhadap korban dapat dikurangi, sehingga pengungkapan kasus dapat dilakukan dengan lebih etis dan manusiawi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H