Generasi Z, yang di kenal memiliki keterhubungan digital, inovasi, dan kreativitasnya, sering kali terjebak dalam pengartian kata passion. Media social, influencer dan sebagainya yang mengelilingi pencarian passion terkadang memberikan penjelasan secara ideal yang tidak selalu mencerminkan realita. Artikel ini akan membahas pengartian passion, salah pengartian passion di kalangan generasi z, dan memahami passion dengan bijak.Â
Apa Itu Passion?
Passion dapat diartikan sebagai perasaan yang kuat terhadap sesuatu yang membuat kita merasa hidup dan bersemangat. Adanya dorongan internal yang membuat seseorang rela bekorban waktu, tenaga, bahkan materi untuk melakukan aktivitas yang mereka sukai.
Passion tidak hanya terkait pada pekerjaan atau karier seseorang, passion juga terkait pada berbagai aspek kehidupan seperti hobi, seni, olahraga, kegiatan social dan lain-lainnya. Orang yang memiliki passion cenderung rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk hal yang mereka sukai dan sudah menjadi passion mereka. Seperti pemain professional legenda basket yaitu Kobe Bryant yang memiliki passion dibidang basket, ia merelakan waktu dan tenaga nya untuk berlatih basket bahkan saat cidera ia masi meluangkan waktu istirahatnya untuk berlatih. Contoh ini menunjukan bagaimana passion bisa mendorong seseorang untuk mencapai puncak prestasi dalam bidang yang mereka tekuni.
Passion di Kalangan Gen Z: Obsesi akan Tujuan Hidup
Gen Z sering kali diajari bahwa menemukan passion adalah langkah awal menuju kesuksessan. Banyak motivator, tokoh inspiratif, dan konten media sosial yang menekankan mencari passion sebagai jalan hidup yang harus dijalani. Berbagai contoh orang sukses di usia muda sering dijadikan tolak ukur, membuat banyak kalangan Gen Z merasa bahwa menemukan passion harus di usia yang sangat muda.
Konsep ini menarik namun memiliki banyak sekali dampak negatif. Banyak dari mereka yang merasa tertekan di karenakan dari beberapa individu masi belum menemukan passion masing-masing atau merasa gagal karena passion mereka tidak dapat diubah menjadi karier yang menjanjikan. Hal ini menciptakan kesalahpahaman yang mendasar antara passion dan cita-cita, seolah hal keduanya harus berjalan seiringan.Â
Narasi yang Menyesatkan
Media sosial sering kali menjadi salah satu penyebab salah pengertian akan passion. Influencer dan public figur sering memamerkan gaya hidup mereka yang terlihat ideal: bekerja di bidang yang meraka sukai sambil menikmati kemewahan. Narasi ini mencipatakan ilusi bahwa passion harus segera ditemukan dan menghasilkan kesuksesan yang besar dalam waktu yang singkat. Hal ini membuat beberapa individu di kalangan Gen Z merasa tertekan untuk menemukan passion mereka, yang dimana mereka masi di tahap eksplorasi.
Realita yang Sering Diabaikan
Di dunia nyata, tidak semua orang bekerja sesuai passion mereka masing-masing atau bidang yang mereka tekuni. Banyak orang dari mereka yang bekerja tidak sesuai passion, tetapi memberikan keseimbangan finansial atau secara ekonomi mereka tercukupi dan kesempatan belajar yang beharga. Passion atau bidang yang kita tekuni tidak bisa menjamin akan selalu menyenagkan, pasti ada hal-hal yang tidak bisa kita terima dan pasti aka nada tantang dan momen sulit tersendiri.Â
Adapun resiko jika terlalu focus terhadap passion masing-masing. Misalnya, seseorang yang hanya focus dan mengejar passionnya tanpa suatu pertimbangan aspek praktis seperti prospek karier atau kebutuhan pasar yang bisa menghadapi kesulitan finansial. Oleh karena itu sangat penting untuk mempertimbangkan antara passion, keterampilan dan kebutuhan.
Memahami Passion dengan Bijak
Untuk menimalisir suatu ekspetasi yang terlalu tinggi atau tidak sesuai, ada beberapa hal yang perlu dipahami oleh Gen Z:
1. Â Â Passion Tidak Harus Ditemukan Seketika passion sering kali muncul dari pengelaman yang dialami dan ekplorasi yang di lakukan. Jangan takut untuk mencoba sesuatu yang baru, melakukan suatu kesalahan saat mencoba sesuatu itu wajar. Kesalahan-kesalahan yang dilakukan dapat dipelajari untuk kedepannya dan menjadi sebuah pengalaman.Â
2. Â Â Kesuksesan Membutuhkan Proses bahkan jika anda sudah menemukan passion anda, butuh waktu untuk mewujudkan menjadi sesuatu yang bernila. Butuh pengorbanan waktu, tenaga untuk bekerja keras dan disiplin.
3. Â Â Definisi Sukses adalah Personal jangan terjebak dalam standar kesuksesan orang lain yang ditampilkan, bisa menjadi motivasi namun cara menuju kesuksesan seseorang berbeda tiap individunya.
Penutup
Gen Z adalah generasi yang penuh potensi dan kreatifitas. Namun, agar potensi tersebut dapat terwujudkan dibutuhkannya memahami ap aitu passion secara realistis. Dengan mengubah pandangan dan menerima bahwa passion adalah bagian perjalanan. Kesalahan-kesalahan yang kita lakukan saat mencoba sesuatu hal yang baru adalah bentuk bagaimana proses kita menuju suatu kesuksesan, kegagalan adalah bagian dari kesuksesan. Ekspetasi yang realistis bukan berarti menyerah pada impian, melainkan cara yang lebih sehat dan efektif untuk mencapainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H