Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna dan Sejarah Berbagi Angpau dalam Perayaan Imlek

22 Januari 2023   15:43 Diperbarui: 22 Januari 2023   15:48 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi seorang anak kecil yang ikut meramaikan perayaan tahun baru imlek 2023. Source : Kompas Klasika

Tahun baru Imlek kebanyakan dirayakan oleh kaum etnis Tionghoa di seluruh dunia. Salah satunya Negara China, Korea, Vietnam, Jepang, Indonesia, Mongolia dan berbagai belahan dunia pun turut merakayakanya.

Ada berbagai alasan mereka merayakan tahun baru Imlek. Pertama, terdapat legenda yang menyatakan bahwa Tahun Baru Imlek berasal dari pertempuran melawan hewan buas yang bernama Nian.

Binatang buas yang menakutkan, menurut keyakinannya, menyerang manusia, hewan ternak dan memakan anak-anak.

Konon, Hewan buas yang menakutkan ini hanya takut pada tiga hal, yakni, api, kebisingan dan warna merah.

Maka tidak heran menurut masyarakat setempat, masyarakat sering menggunakan kembang api dan petasan untuk mengusir binatang buas itu.

Tradisi ini sampai sekarang masih berlanjut hanya fungsinya saja yang beralih.

Kedua, dirayakannya perayaan ini untuk menandai mulainya Tahun Baru Imlek, Dan terakhir, yang ketiga, perayaan ini, dimaksudkan untuk para petani dan para pekerja agar dapat beristirahat dari kerja kerasnya selama setahun.

Selain, bersumber dari sejarah, Imlek menjadi salah satu kesempatan bagi pemeluknya sebagai ajang kumpul keluarga dan menghabiskan waktu bersama.

Hal ini dikarenakan banyaknya keluarga Tionghoa yang terpisah karena beberapa faktor, dimulai dari pemilihan karir, pendidikan dan urbanisasi.

Tidak hanya itu, perayaan Tahun Baru Imlek juga dipercayai mendatangkan keberuntungan, kemakmuran dan nasib yang baik ditahun yang akan datang.

Hal yang unik dari perayaan Imlek dan yang selalu dinanti-nanti adalah pemberian angpau.

Dikutip dari Travel China Guide, terdapat dua alasan, seseorang memberikan angpau, pertama untuk melindungi dirinya dari monster atau binatang buas. Menurut cerita yang beredar, monster yang bernama Sui muncul pada malam hari di Tahun Baru Imlek dengan maksud untuk mencelakai anak-anak. Seorang anak kecil yang sedang tertidur pulas lalu tersentuh oleh monster tersebut, dikabarkan akan mengalami demam dan kemudian menjadi idiot.

Namun, hal ini dapat diatasi dengan orang tua mereka yang berdoa secara tulus, maka tuhan akan mengirimkan delapan penjaga untuk menjaga anak tersebut dan menyamar sebagai koin.

Sehingga, Masyarakat mengaitkan cerita ini dengan mengaitkan delapan koin pada tali merah dan meletakkannya di bawah bantal anak-anak sebagai upaya untuk menghindari makhluk monster tersebut.

Seiring berjalannya perkembangan zaman, uang kertas menggantikan koin dan amplop menggantikan benang.

Yang kedua, Angpau ini sebagai sarana berbagi berkat, uang yang dibungkus dengan warna merah menjadi hadiah tidak hanya untuk anak-anak melankan juga bisa untuk orang tua, kerabat, teman dan orang-orang yang dicintai.

Warna merah memang identik dengan perayaann Imlek, ini bukan tanpa alasan, melainkan sebagai makna membawa keberuntungan, kebahagiaan, kemakmuran, kekayaan dan nasib baik.

Dengan begitu, membagikan angpau sama hal nya seperti membagikan kebahagiaan kepada orang lain.

Sebagai informasi, besarnya angpau yang diberikan kepada orang lain tergantung tingkat perekonomian dan kedekatan antar satu sama lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun