Mohon tunggu...
Rama Guna Wibawa
Rama Guna Wibawa Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis terus sampe lupa caranya berhenti, kecuali adzan, makan dan Bucin

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Isalam Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Slut Shaming: Kejahatan Berbahasa Melalui Stigma Seksual

23 Juni 2022   10:35 Diperbarui: 23 Juni 2022   11:49 1911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Senada dengan hal tersebut yang termuat dalam kamus Oxdford Dictionary, slut shaming adalah tindakan menstigmatisasi seorang perempuan karena terlibat dalam perilaku yang dinilai perempuan bebas atau provokatif secara seksual.

Secara garis besar, maka slut shaming adalah tindakan atau perilaku yang melabelkan, stigma dan streotipe terhadap orang lain, dikarenakan perilaku orang tersebut mengarah kepada suatu hal yang bernuansa seksualitas, baik itu pergaulan, ucapan, tindakan hingga pada cara berpakaian.

Ilustrasi Slut Shaming / Sumber Foto Gue Tau
Ilustrasi Slut Shaming / Sumber Foto Gue Tau

Saya analogikan seperti ini, terdapat seorang perempuan yang sedang berjalan pada malam hari, lalu tidak jauh dari perempuan itu, nampak seorang pemuda yang sedang menggoda perempuan tersebut.
"ceweeee.... wit wiiiiiiw" godanya "kemana nih malem-malem" katanya.

Lalu dalam otak pemuda tersebut berfikir bahwa perempuan tersebut merupakan perempuan yang tidak baik, karena ia melabelkan perempuan yang keluar malem merupakan perempuam yang sah untuk di goda, yang sah untuk di rayu dan sah untuk dilecehkan. Sungguh miris.

Jika kita memandang lebih dalam lagi, ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan perempuan tersebut pulang malam, bisa jadi karena banyak kerjaan yang diberikan oleh bosnya dan harus dituntaskan pada hari itu juga atau ketika menuju perjalanan pulang terjadinya kemacetan yang sangat panjang disebabkan adanya suatu kecelakaan yang beruntun.

Mari kita berkaca pada kejadian-kejadian silam yang menimpa artis berbakat berinisial AZ , yang membagikan video mesranya bersama laki-laki di story close friend yang menghebohkan jagat raya. Sehingga banyak sekali kritikan, cibiran bahkan hinaan melayang di akun instagramnya pemeran dua garis biru ini.

Salah satu komentar dari @Atiyyauwu "semangat melontenya yaaa, sekali lagi kamu meraih kejuaraan olimpiade lonte, piring beling warna cokelat menantimu".

Sungguh miris, netizen maha benar ini. Seakan-akan orang lain itu layaknya jin yang selalu salah, tak pantas bela, harus di cela, dihina dan diperundung. Sehingga mereka lupa bahwa pada sejatinya manusia itu tempatnya salah dan lupa.

Tidak hanya menimpa pada artis-artis saja, melainkan juga menimpa ke berbagai lapisan masyarakat loh gengs perihal slut shaming ini.

Sebagian orang menganggap bahwa ucapan menyalahkan korban, memberikan stigma terhadap perempuan, melebelkan seseorang yang berkonotasi negatif merupakan suatu hal yang biasa, artinya kita telah menormalisasikan hal yang dampak nya buruk bagi si korban pelecehan atau bullying.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun