Kemudian, ulama tadi pamitan kepada sahabatnya dan pergi meninggalkan sahabatnya tadi dengan masih menyimpan rasa keheranan atas kesabaran terhadap istrinya dengan tidak menjawab perkataan buruk yang dilontarkan kepada suaminya tersebut.
Setelah satu tahun berlalu, ulama tadi mengunjungi sahabatnya seperti tahun lalu.
Setelah sampai didepan rumah ulama tadi mengetuk pintu dan menunggu temannya membukakan pintu. Dan terdengar dari dalam seseorang yang bertanya akan kehadiran ulama tersebut.
Istri : "siapa diluar?" jawab istri sahabat tersebut dengan nada lembut tidak seperti biasanya.
Ulama:"aku teman suamimu, dan tujuanku kemari untuk mengunjunginya". Jawab ulama tadi dengan merasa keheranan.
Istri:"selamat datang, silahkan masuk" jawabnya dengan lembut.
Kemudian, ulama tadi disuruh masuk dan dipersilahkan duduk, tidak seperti tahun sebelumnya akan tingkah laku buruk istri sahabatnya tersebut yang berkata buruk dan tidak sopan. Ulama tadi pun masuk dan dijamu oleh istri sahabatnya dan berbincang-bincang sembari menunggu suaminya datang yang tak lain sahabatnya.
Tak lama kemudian, datanglah sahabatnya tersebut  dengan membawa kayu bakar yang berada di punggungnya. Kemudian, sahabatnya tadi meletakkan kayu tersebut dan langsung menemui sahabatnya yang telah menunggu kehadirannya. Keduanya pun berbincang-bincang dan saling bertukar cerita satu sama lain.
Setelah asik berbincang-bincang, tibalah ulama tadi pamit untuk pulang.
Ketika ulama tadi ingin pamit pulang, ulama tadi pun bertanya akan singa yang telah menolongnya tahun lalu yang membuat ulama tersebut keheran-heranan.
Sahabat ulama:"wahai saudaraku!, wanita yang buruk akhlaknya kemarin telah  dicabut nyawanya , dan aku adalah orang sabar dalam menghadapi keburukan akhlaknya. Maka Allah Ta'ala menundukkan kepadaku seekor singa atas  kesabaranku dalam menghadapi buruknya istriku. Lalu, setelah kematiannya akupun menikah lagi dengan wanita yang sholeh baik akhlaknya, dan aku tenang hidup bersamanya, maka terputuslah dariku seekor macan yang setia membawakan kayu bakar untukku. Dan aku sekarang membawa kayu bakar di punggungku sendiri karena aku sudah tenang bersama istriku yang sholehah sekarang".