Mohon tunggu...
Rama.Opini
Rama.Opini Mohon Tunggu... Lainnya - AKUN UMAT

Aku diberi nama Ramadhanur Putra oleh kedua orang tua ku. Rama, begitulah teman-teman memanggilku. Lahir 2 hari sebelum bulan suci ramadhan membuat namaku jadi islamis. Hehehe. Eits tapi jangan curiga dulu. Orang tua ku juga nasionalis kok. Buktinya adik ku saja dilahirkan tanggal 17 Agustus 2004. Dan, namanya Agus Rizal. Akhir-akhir ini aku mulai suka menulis, ya meskipun tulisan ku masih jauh dibawah rata-rata, setidaknya aku masih pengen belajar. Dan, Kompasiana menurut ku adalah wadah yang bagus. Entah kenapa ? Setiap aku merasa mati dalam kehidupan nyata, nalar dan imajinasi ku seolah memberikan sinyal kehidupan didunia sastra. Ya, begitulah tulisan kuanggap sebagai sebuah tempat curhat yang mengasyikkan. Terkadang aku suka sok puitis dalam caption snap wa..wkwk..kadang juga aku suka sok bijak didalam postingan ig..hehe.. dan sekarang aku mencoba hal yang baru. Menjadi seorang kompasianer di situs kompasiana ini.. semoga nyaman ya dengan tulisan ku.. Selamat Membaca..

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Musyawarah I Resonansi di Balik Dinamika Muktamar XXII IPM

10 April 2021   23:20 Diperbarui: 10 April 2021   23:24 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian, Musyawarah  juga harus berlandaskan pada hal-hal fundamental dan mutlak untuk dijadikan sebuah pedoman. Musyawarah tidak akan pernah rampung secara utuh jika dilakukan asal-asalan. Artinya, persoalan yang akan dimusyawarahkan dapat terpecahkan jika memperhatikan alur-alur musyawarah itu sendiri.

Pedoman-pedoman atau landasan inilah yang nantinya akan mengantarkan musyawayarah itu pada hakikatnya yang sebenarnya. Sumber-sumber ini pula yang nantinya akan menjadikan musyawarah itu layaknya musyawarah. Pada bagian inilah, kita dituntut untuk berfikir secara mendalam dan kritis terhadap sumber-sumber yang ada ; tentang penerapannya dan konsisten dalam penerapannya tersebut.

Seterusnya, musyawarah yang kolaboratif serta mutualis akan menghasilkan sebuah keputusan yang dapat dinikmati oleh semua pelakunya. Dalam artian, manfaat dari musyawarah itu tidak hanya didapatkan oleh beberapa orang saja atau kelompok. Maka jika hal ini diterapkan, barulah kata mufakat dalam musyarah tersebut benar-benar kita temukan dan dapat dirasakan.

Purna-kata. Saya pribadi hanya terganngu melihat semua persoalan ini. Dan saya harapkan tulisan ini dapat menggetarkan hati kita tentang hakikat musyawarah itu sendiri. Bukan sebagai pakar dan ahli. Atau bahkan membenarkan ini dan menyalahkan yang itu. Tidak. Semua ini murni dari kegelisahan yang tak mau berhenti melihat dinamika yang terjadi.

Salam hangat, salam literasi

Nuun Wal Qolami Wamaa Yashturuun

Indonesia, 10 April 2021

Ramadhanur Putra

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun