Mohon tunggu...
Ramadhani Nur Sarjito
Ramadhani Nur Sarjito Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama : Ramadhani Nur Sarjito; NIM : 41521010097; Jurusan : Teknik Informatika; Kampus : Universitas Mercu Buana; Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB; Dosen : Prof Dr Apollo, M.Si.Ak.;

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Komunikasi dengan Pendekatan Semiotika

2 April 2023   23:43 Diperbarui: 3 April 2023   15:14 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pandangan ini, ideologi memiliki beberapa implikasi yang penting. Pertama, ideologi pada dasarnya bersifat sosial dan bukan personal atau individu: ia memerlukan "berbagi" atau sharing di antara anggota kelompok atau kreativitas dengan orang lain. Hal-hal yang dibagikan tersebut oleh anggota kelompok digunakan untuk membentuk solidaritas dan kesatuan tindakan dan sikap.

Contohnya, sebuah kelompok yang menganut ideologi feminis, antirasis, dan pro lingkungan akan membawa nilai-nilai tersebut dalam semua tindakan mereka. Selain itu, ideologi meskipun bersifat sosial, tetapi digunakan secara internal di antara anggota kelompok atau komunitas.

Hal ini menunjukkan bahwa ideologi memiliki peran penting dalam menyediakan fungsi koordinatif dan kohesi di dalam kelompok, dan juga membentuk identitas kelompok itu sendiri serta membedakannya dari kelompok lain. Ideologi adalah sesuatu yang abstrak dan umum, dan nilai-nilai yang dibagikan antara anggota kelompok memberikan dasar dalam melihat dan menyelesaikan masalah.

Dalam pandangan seperti itu, wacana dipahami tidak lagi sebagai sesuatu yang netral dan ilmiah, karena setiap wacana selalu memiliki ideologi yang ingin mendominasi dan mempengaruhi. Dalam sebuah teks berita, kita dapat menganalisis apakah teks tersebut mencerminkan ideologi individu atau kelompok tertentu, apakah itu bersifat feminis, anti-feminis, kapitalis, sosialis, dan sebagainya.

Oleh karena itu, dalam analisis wacana, tidak boleh hanya melihat bahasa secara terisolasi, tetapi harus memperhatikan konteksnya, terutama bagaimana ideologi dari kelompok-kelompok yang terlibat berperan dalam membentuk wacana tersebut.

Umberto Eco

Umberto Eco dilahirkan pada tanggal 5 Januari 1932 di wilayah Pedmont Italia, Alessandria. Ia memulai studinya dengan jurusan hukum, namun kemudian beralih ke fi lsafat dan sastra sebelum akhirnya menjadi seorang ahli semiotika. Sebelum menjadi intelektual dalam bidang semiotika, Eco mempelajari teori-teori estetika pada Abad Pertengahan.

Umberto Eco menyelesaikan pendidikannya di Universitas Turin dan menulis tesis tentang Estetika Thomas Aquinas. Dia berhasil meraih gelar doktor di bidang filsafat pada usia 22 tahun pada tahun 1954. Setelah itu, dia mulai bekerja sebagai editor program budaya di jaringan televisi RAI.

Yasraf Amir Piliang mengutip pernyataan Umberto Eco dalam bukunya "Hipersemiotika' Tafsir Cultural Studies Atas matinya Makna" (2003) bahwa semiotika adalah teori kebohongan. Eco mengungkapkan bahwa pada dasarnya semiotika adalah sebuah disiplin yang mempelajari segala hal yang dapat digunakan untuk berbohong.

Meskipun agak aneh, definisi ini menjelaskan betapa pentingnya konsep dusta dalam wacana semiotika. Dusta tampaknya menjadi prinsip utama semiotika berdasarkan definisi tersebut.

Eco, seorang semiotikus terkenal asal Italia, mengatakan bahwa menurutnya tanda dapat digunakan untuk menyatakan kebenaran maupun kebohongan. Oleh karena itu, semiotika memiliki fokus pada segala sesuatu yang dapat diartikan sebagai tanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun