Masa Kampanye Calon Presiden-Wakil presiden serentak dengan Calon Legislatif DPR RI, DPD ditambah DPRD PROVINSI DPRD dan KABUPATEN / KOTA yang dimulai 23 September 2019 s.d 13 April 2019 adalah masa yang sangat panjang untuk sebuah kampanye. Maka wajar saja dianggap menghabiskan sumber daya dan pemikiran yang terlalu besar, juga terlalu lama membelah masyarakat.
PRESIDEN INDONESIA JOKO WIDODO VS CAPRES PRABOWO SUBIANTO
Pada pilpres kali ini Prabowo adalah satu2nya calon yang 'murni calon'. Ini penulis ungkapkan oleh kenyataan lawan beliau adalah Presiden Joko Widodo yang sampai saat ini tidak pernah cuti seperti yang sudah diteladankan oleh SBY dan Megawati.
KAMPANYE TERAKHIR: GELORA BUNG KARNO KEMBALI MENGGELEGAR
Kampanye Akbar Indonesia Menang 02 diimbangi oleh Kampanye Akbar Putih Bersatu 01. Saat ini aura dan semangat pendukung 01 kembali bangkit setelah berdarah2 mengumpulkan massa agar tidak kalah jumlah dibanding pendahulunya 7 April 2019. Berdasar foto dan video yang beredar puluhan atau ratusan ribu massa memadati Gelora Bung Karno pada 13 April 2019. Ini menjadikan semangat pihak 01 kembali bergelora setelah dibayangi kesuksesan acara Kampanye Akbar Indonesia menang pada 7 April 2019 lalu yang juga di GBK Senayan Jakarta.
WARNA PILPRES 2019
Pilpres 2019 diwarnai puluhan bahkan ratusan cerita yang setiap bagian memiliki dampak baik langsung maupun tak langsung. Penulis akan uraikan beberapa intinya saja.
Sebenarnya pada awalnya gelombang gerakan massa 212 tidak sama sekali terkait dengan Pilpres 2019. Menjadi terpaksa berkaitan ketika Jokowi yang dianggap lebih memihak Ahok yang menjadi pemicu membesarnya gerakan tersebut.
Perilaku pejabat hukum dan keamanan di sekitar Jokowi seperti framing radikal, anti NKRI, MAKAR dan Intoleran juga menyumbang sentimen negatif pada Pemerintah yang akhirnya berinflikasi gelombang 212 menjalar kemana2. Umat Islam merasa tidak diakomodir pendapat dan keresahannnya. Jokowi kemudian akhirnya kerepotan dengan stigma anti islam atau jauh dengan umat islam.