dan menunggu langit turun
serendah atap.
Tidak. Kita berbaring sambil mengudap abu,
kita pernah jadi bayi
yang telungkup menjilat tanah.
Kita hanya sedang mengumpulkan bayang-bayang
dari selembar kaca yang pecah,
sekaligus merangkainya jadi awan
yang mudah hilang.
Tapi kita adalah angin bagi diri kita sendiri.
Kita pernah hidup sebagai api,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!