Aku menghembus napas berat dan mengeluh untuk yang kesekian kalinya.
Apa tidak ada satupun yang menolong ibu itu? Apa kalian tidak punya rasa empati? Bersimpati lah minimal?Â
Aku rasa tidak.
Ya, aku rasa tidak.
Dan aku juga tidak.
Suara sirine berbunyi. Gesekan antara roda dan rel berdecit keras. Dilanjutkan dengan bujukan manis dari pengeras suara, memberitahu bahwa kereta telah tiba.
Lautan manusia kembali berombak, saling dorong, saling sikut dengan wajah merah padam, berseru sumpah serapah dengan bahasa binatang. Aku terbawa arus. Berhimpit-himpitan.
Aku tidak yakin ibu itu bisa selamat. Ah, tapi selama aku bisa menginjakan kaki di kereta overdo ini, siapa peduli dengan manusia yang bahkan aku sama sekali tidak mengenalnya.
Aku nyaman, dengan berada di ruang lingkup sangkarku sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H