Mohon tunggu...
Ramadhana Bagus
Ramadhana Bagus Mohon Tunggu... Freelancer - Observer

Mencoba merubah hati manusia melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sangkar di Tengah Lautan Manusia

25 November 2020   19:24 Diperbarui: 25 November 2020   19:33 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku menghembus napas berat dan mengeluh untuk yang kesekian kalinya.

Apa tidak ada satupun yang menolong ibu itu? Apa kalian tidak punya rasa empati? Bersimpati lah minimal? 

Aku rasa tidak.

Ya, aku rasa tidak.

Dan aku juga tidak.

Suara sirine berbunyi. Gesekan antara roda dan rel berdecit keras. Dilanjutkan dengan bujukan manis dari pengeras suara, memberitahu bahwa kereta telah tiba.

Lautan manusia kembali berombak, saling dorong, saling sikut dengan wajah merah padam, berseru sumpah serapah dengan bahasa binatang. Aku terbawa arus. Berhimpit-himpitan.

Aku tidak yakin ibu itu bisa selamat. Ah, tapi selama aku bisa menginjakan kaki di kereta overdo ini, siapa peduli dengan manusia yang bahkan aku sama sekali tidak mengenalnya.

Aku nyaman, dengan berada di ruang lingkup sangkarku sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun