Mohon tunggu...
Ramadan
Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penuntut Ilmu

Reading Book & Businis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Antara Harapan dan Permainan: Genjatan Senjata di Palestina Peluang Menuju Perdamaian

18 Juni 2024   16:38 Diperbarui: 18 Juni 2024   16:39 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@ramadankombih/dokpri

Antara Harapan dan Permainan: Genjatan Senjata di Palestina Peluang Menuju Perdamaian

Oleh Ramadan

Pada tahun 1948, setelah pendirian negara Israel, pecah perang antara negara-negara Arab dan Israel, yang dikenal sebagai Perang Arab-Israel 1948, atau Perang Kemerdekaan bagi Israel dan Nakba bagi Palestina. Konflik ini menyebabkan banyak orang Palestina mengungsi atau terusir dari rumah mereka. Selama beberapa dekade berikutnya, konflik antara Israel dan Palestina berlanjut dengan serangkaian perang, insiden kekerasan, dan upaya perdamaian yang terkadang gagal. Upaya-upaya ini meliputi Perjanjian Oslo pada tahun 1993 yang menciptakan Otoritas Palestina, tetapi proses perdamaian yang terjadi setelahnya gagal mencapai kesepakatan final yang adil bagi kedua belah pihak. Genjatan senjata terjadi beberapa kali dalam sejarah konflik, yang paling signifikan adalah genjatan senjata pada tahun 1949, 1967, 1973, dan 2014. Genjatan senjata ini sering kali merupakan langkah awal menuju perundingan damai, meskipun jarang ada kesepakatan jangka panjang yang berhasil dicapai. Dalam konteks ini, harapan untuk perdamaian di antara Israel dan Palestina terus ada, meskipun tingkat kompleksitas, ketegangan, dan klaim historis yang terus mempengaruhi negosiasi dan kesepakatan antara kedua belah pihak. Upaya internasional, termasuk peran mediator dari negara-negara besar dan organisasi internasional seperti PBB, terus berperan dalam mencari solusi yang berkelanjutan bagi konflik ini.

Sejarah Singkat Awal Peperangan

CNBC Indonesia menyebutkan awal mula perang Konflik ini telah terjadi lebih dari 100 tahun, tepatnya sejak 2 November 1917. Pada saat itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Arthur Balfour, menulis surat yang ditujukan kepada Lionel Walter Rothschild, seorang tokoh komunitas Yahudi Inggris. Surat tersebut hanya 67 kata, tetapi isinya memberikan dampak terhadap Palestina yang masih terasa hingga saat ini. Surat tersebut mengikat pemerintah Inggris untuk "mendirikan rumah nasional bagi orang-orang Yahudi di Palestina" dan memfasilitasi "pencapaian tujuan ini". Surat tersebut dikenal dengan Deklarasi Balfour. Intinya, kekuatan Eropa menjanjikan gerakan Zionis sebuah negara di wilayah yang 90 persen penduduknya adalah penduduk asli Arab Palestina. Mandat Inggris dibentuk pada 1923 dan berlangsung hingga 1948. Selama periode tersebut, Inggris memfasilitasi migrasi massal orang Yahudi. Di mana terjadi gelombang kedatangan yang cukup besar pasca gerakan Nazi di Eropa. Dalam gelombang migrasi ini, mereka menemui perlawanan dari warga Palestina. Warga Palestina khawatir dengan perubahan demografi negara mereka dan penyitaan tanah mereka oleh Inggris untuk diserahkan kepada pemukim Yahudi.

Kezholiman Semakin Meningkat

Meningkatnya ketegangan akhirnya menyebabkan Pemberontakan Arab. Ini berlangsung dari tahun 1936 hingga 1939. Pada April 1936, Komite Nasional Arab yang baru dibentuk meminta warga Palestina untuk melancarkan pemogokan umum. Ini menahan pembayaran pajak dan memboikot produk-produk Yahudi untuk memprotes kolonialisme Inggris dan meningkatnya imigrasi Yahudi. Pemogokan selama enam bulan tersebut ditindas secara brutal oleh Inggris, yang melancarkan kampanye penangkapan massal dan melakukan penghancuran rumah. Hal itu menjadi sebuah praktik yang terus diterapkan Israel terhadap warga Palestina hingga saat ini.

Fase kedua pemberontakan dimulai pada akhir 1937. Ini dipimpin oleh gerakan perlawanan petani Palestina, yang menargetkan kekuatan Inggris dan kolonialisme. Pada paruh kedua tahun 1939, Inggris telah mengerahkan 30.000 tentara di Palestina. Desa-desa dibom melalui udara, jam malam diberlakukan, rumah-rumah dihancurkan, dan penahanan administratif serta pembunuhan massal tersebar luas.

Bersamaan dengan itu, Inggris berkolaborasi dengan komunitas pemukim Yahudi dan membentuk kelompok bersenjata dan "pasukan kontra pemberontakan" yang terdiri dari para pejuang Yahudi bernama Pasukan Malam Khusus yang dipimpin Inggris. Di dalam Yishuv, komunitas pemukim pra-negara, senjata diimpor secara diam-diam dan pabrik senjata didirikan untuk memperluas Haganah, paramiliter Yahudi yang kemudian menjadi inti tentara Israel. Dalam tiga tahun pemberontakan tersebut, 5.000 warga Palestina terbunuh. Sebanyak 15.000 hingga 20.000 orang terluka dan 5.600 orang dipenjarakan.

Perang Singkat 6 Hari

Pada 5 Juni 1967, Israel menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang 6 Hari melawan koalisi tentara Arab. Bagi sebagian warga Palestina, hal ini menyebabkan perpindahan paksa kedua atau Naksa, yang berarti "kemunduran" dalam bahasa Arab. Pada Desember 1967, Front Populer Marxis-Leninis untuk Pembebasan Palestina dibentuk. Selama dekade berikutnya, serangkaian serangan dan pembajakan pesawat oleh kelompok sayap kiri menarik perhatian dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Pembangunan pemukiman dimulai di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki. Sistem dua tingkat diciptakan di mana pemukim Yahudi diberikan semua hak dan keistimewaan sebagai warga negara Israel sedangkan warga Palestina harus hidup di bawah pendudukan militer yang mendiskriminasi mereka dan melarang segala bentuk ekspresi politik atau sipil.

Penyerangan Israel Kepada Palestina

Israel telah melancarkan empat serangan militer berkepanjangan di Gaza yakni di tahun 2008, 2012, 2014 dan 2021. Ribuan warga Palestina telah terbunuh, termasuk banyak anak-anak, dan puluhan ribu rumah, sekolah, dan gedung perkantoran telah hancur. Pembangunan kembali hampir mustahil dilakukan karena pengepungan tersebut menghalangi material konstruksi, seperti baja dan semen, mencapai Gaza. Serangan tahun 2008 melibatkan penggunaan senjata yang dilarang secara internasional, seperti gas fosfor. Pada 2014, dalam kurun waktu 50 hari, Israel membunuh lebih dari 2.100 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil dan hampir 500 anak-anak. Selama serangan tersebut, sekitar 11.000 warga Palestina terluka, 20.000 rumah hancur dan setengah juta orang mengungsi.

Genjatan Senjata di Umumkan Amerika

Semenjak tanggal 07 Oktober 2023, Konflik Palestina dengan Israel yang berkepanjangan dan membabi buta yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina yang secara nyata terbukti, dunia bisa melihat informasi yang beredar dari medsos,bahkan televisi Lokal dan Internasional juga ikut menyoroti konflik yang terjadi Palestina dengan Israel. Namun setelah DK PBB mendukung Proposal Genjatan Senjata Israel dengan Hamas, Hamas menyambut dengan baik. Para Anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara untuk mendukung genjatan senjata di Gaza di markas besar PBB pada hari senin 10 Juni 2024 di markas PBB di New York. Dunia berharap setelah di umumkan nya genjatan senjata oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, setelah sekian banyak berbagai Negara bahkan dunia kampus melakukan aksi besar -- besaran untuk menyuarakan keadilan kemanusiaan dan kemerdekaan untuk Palestina. Bahwa konflik yang terpanjang dalam sejarah Palestina dengan Israel menjadi catatan bagi seluruh dunia. Aksi soladaritas yang dilakukan oleh berbagai penjuru dunia merupakan penolakan dan kecaman terhadap kekejaman, kebiadaban Zionis Israel yang telah melakukan perlawanan dengan melakukan peperangan yang banyak merenggut korban jiwa, dari kalangan anak -- anak, remaja, pemuda bahkan orang tua masyarakat sipil yang sengaja dibunuh melalui penyerangan yang dilakukan Israel. Alhasil aksi bela Palestina tersebut merupakan berpihakan dan dukungan yang dilakukan oleh di berbagai Negara di dunia yang membela Palestina yang sangat mengingin kejahatan peperangan yang dilakukan Israel agar segera diakhiri selama nya, sehingga kebrutalan israel tidak terulang kembali.

Prediksi Penulis Pasca di Umumkan Genjatan Senjata

Jauh sebelumnya genjatan senjata yang dari kesekian kalinya ditambah lagi berbagai Negara di penjuru dunia menolak Genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Negara Palestina, bahkan dunia meminta agar peperangan konflik yang sedang terjadi agar segera di akhiri oleh pihak zionis Israel, diperkuat lagi dengan dukungan Negara Islam seperti perlawan yang dilakukan oleh pemerintahan Houthi Yaman dan Pemerintahan Iran yang juga ikut melakukan pembelaan dan dukungan terhadap Palestina, kedua Negara tersebut sesuai yang dengan seperti  dari pemberitaan oleh televisi Internasional yang secara terterangan melakukan penyerangan terhadap Zionis Israel, ditambah lagi dengan proposal genjatan senjata yang diumumkan langsung oleh pihak pemerintah Amerika. Secara nyata dimedia betul diumumkan gencatan senjata namun melihat genjatan senjata sebelumnya pihak Israel tetap membabi buta menyerang Palestina dengan alasan untuk memberantas pihak Hamas, namun kenyataan nya tidak bisa dipungkuri dunia menyaksikan kekejaman dan kejahatan Israel sudah tidak manusia lagi.

Maka prediksi penulis genjatan senjata yang telah diumumkan kesekian kali nya, secara khusus menjadi peluang setelah diumumkan genjatan senjata merupakan sebuah dukungan bahkan keinginan utama Negara Palestina segenap masyrakat sipil yang sudah banyak menjadi korban jiwa. Namun menurut penulis Israel menjadikan sebuah permainan  untuk mencari celah dan strategi baru, karena sejatinya perang belum akan berkahir jika yang diinginkan belum tercapai. Kemungkinan beser hal tersebut merupakan supaya tuntutan dan kutukan Dunia tidak menggema lagi karena demikian adalah pembelaan dunia terhadap palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun