Mohon tunggu...
Ramadan
Ramadan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penuntut Ilmu

Reading Book & Businis

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Antara Harapan dan Permainan: Genjatan Senjata di Palestina Peluang Menuju Perdamaian

18 Juni 2024   16:38 Diperbarui: 18 Juni 2024   16:39 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@ramadankombih/dokpri

Pada 5 Juni 1967, Israel menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina, termasuk Jalur Gaza, Tepi Barat, Yerusalem Timur, Dataran Tinggi Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir selama Perang 6 Hari melawan koalisi tentara Arab. Bagi sebagian warga Palestina, hal ini menyebabkan perpindahan paksa kedua atau Naksa, yang berarti "kemunduran" dalam bahasa Arab. Pada Desember 1967, Front Populer Marxis-Leninis untuk Pembebasan Palestina dibentuk. Selama dekade berikutnya, serangkaian serangan dan pembajakan pesawat oleh kelompok sayap kiri menarik perhatian dunia terhadap penderitaan rakyat Palestina.

Pembangunan pemukiman dimulai di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang diduduki. Sistem dua tingkat diciptakan di mana pemukim Yahudi diberikan semua hak dan keistimewaan sebagai warga negara Israel sedangkan warga Palestina harus hidup di bawah pendudukan militer yang mendiskriminasi mereka dan melarang segala bentuk ekspresi politik atau sipil.

Penyerangan Israel Kepada Palestina

Israel telah melancarkan empat serangan militer berkepanjangan di Gaza yakni di tahun 2008, 2012, 2014 dan 2021. Ribuan warga Palestina telah terbunuh, termasuk banyak anak-anak, dan puluhan ribu rumah, sekolah, dan gedung perkantoran telah hancur. Pembangunan kembali hampir mustahil dilakukan karena pengepungan tersebut menghalangi material konstruksi, seperti baja dan semen, mencapai Gaza. Serangan tahun 2008 melibatkan penggunaan senjata yang dilarang secara internasional, seperti gas fosfor. Pada 2014, dalam kurun waktu 50 hari, Israel membunuh lebih dari 2.100 warga Palestina, termasuk 1.462 warga sipil dan hampir 500 anak-anak. Selama serangan tersebut, sekitar 11.000 warga Palestina terluka, 20.000 rumah hancur dan setengah juta orang mengungsi.

Genjatan Senjata di Umumkan Amerika

Semenjak tanggal 07 Oktober 2023, Konflik Palestina dengan Israel yang berkepanjangan dan membabi buta yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina yang secara nyata terbukti, dunia bisa melihat informasi yang beredar dari medsos,bahkan televisi Lokal dan Internasional juga ikut menyoroti konflik yang terjadi Palestina dengan Israel. Namun setelah DK PBB mendukung Proposal Genjatan Senjata Israel dengan Hamas, Hamas menyambut dengan baik. Para Anggota Dewan Keamanan PBB memberikan suara untuk mendukung genjatan senjata di Gaza di markas besar PBB pada hari senin 10 Juni 2024 di markas PBB di New York. Dunia berharap setelah di umumkan nya genjatan senjata oleh Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, setelah sekian banyak berbagai Negara bahkan dunia kampus melakukan aksi besar -- besaran untuk menyuarakan keadilan kemanusiaan dan kemerdekaan untuk Palestina. Bahwa konflik yang terpanjang dalam sejarah Palestina dengan Israel menjadi catatan bagi seluruh dunia. Aksi soladaritas yang dilakukan oleh berbagai penjuru dunia merupakan penolakan dan kecaman terhadap kekejaman, kebiadaban Zionis Israel yang telah melakukan perlawanan dengan melakukan peperangan yang banyak merenggut korban jiwa, dari kalangan anak -- anak, remaja, pemuda bahkan orang tua masyarakat sipil yang sengaja dibunuh melalui penyerangan yang dilakukan Israel. Alhasil aksi bela Palestina tersebut merupakan berpihakan dan dukungan yang dilakukan oleh di berbagai Negara di dunia yang membela Palestina yang sangat mengingin kejahatan peperangan yang dilakukan Israel agar segera diakhiri selama nya, sehingga kebrutalan israel tidak terulang kembali.

Prediksi Penulis Pasca di Umumkan Genjatan Senjata

Jauh sebelumnya genjatan senjata yang dari kesekian kalinya ditambah lagi berbagai Negara di penjuru dunia menolak Genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Negara Palestina, bahkan dunia meminta agar peperangan konflik yang sedang terjadi agar segera di akhiri oleh pihak zionis Israel, diperkuat lagi dengan dukungan Negara Islam seperti perlawan yang dilakukan oleh pemerintahan Houthi Yaman dan Pemerintahan Iran yang juga ikut melakukan pembelaan dan dukungan terhadap Palestina, kedua Negara tersebut sesuai yang dengan seperti  dari pemberitaan oleh televisi Internasional yang secara terterangan melakukan penyerangan terhadap Zionis Israel, ditambah lagi dengan proposal genjatan senjata yang diumumkan langsung oleh pihak pemerintah Amerika. Secara nyata dimedia betul diumumkan gencatan senjata namun melihat genjatan senjata sebelumnya pihak Israel tetap membabi buta menyerang Palestina dengan alasan untuk memberantas pihak Hamas, namun kenyataan nya tidak bisa dipungkuri dunia menyaksikan kekejaman dan kejahatan Israel sudah tidak manusia lagi.

Maka prediksi penulis genjatan senjata yang telah diumumkan kesekian kali nya, secara khusus menjadi peluang setelah diumumkan genjatan senjata merupakan sebuah dukungan bahkan keinginan utama Negara Palestina segenap masyrakat sipil yang sudah banyak menjadi korban jiwa. Namun menurut penulis Israel menjadikan sebuah permainan  untuk mencari celah dan strategi baru, karena sejatinya perang belum akan berkahir jika yang diinginkan belum tercapai. Kemungkinan beser hal tersebut merupakan supaya tuntutan dan kutukan Dunia tidak menggema lagi karena demikian adalah pembelaan dunia terhadap palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun