Mohon tunggu...
Sugiarto Ramadani Putra Andare
Sugiarto Ramadani Putra Andare Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Turki sebagai Mediator dalam Konflik Rusia-Ukraina

6 Juli 2023   14:00 Diperbarui: 6 Juli 2023   14:02 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak negara yang terdampak konflik Rusia Ukraina, salah satunya adalah Turki. Turki masih banyak bergantung impor barang berupa biji dan gas alam dari Ukraina dan Rusia. Oleh karena itu, Turki memilih untuk tidak menjatuhkan sanksi dan menawarkan diri menjadi mediator sekalipun Turki merupakan anggota dari NATO. Turki memang dikenal sebagai negara yang memiliki hubungan dekat dengan Rusia maupun Ukraina. Turki sudah berupaya sebagai mediator dengan mengirimkan Menteri Luar Negerinya ke Moskow dan Kiev. Tidak hanya itu, Presiden Turki Erdogan juga berusaha mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk berdialog di Ankara Turki.

Turki menolak menjatuhkan sanksi dan menjadi mediator konflik ini juga tidak lepas dari kepentingan-kepentingan nasionalnya seperti untuk menunjukkan ke dunia bahwa Turki merupakan negara yang dinamis dan mandiri, serta tidak bisa dipaksa oleh negara lain. Turki juga berusaha untuk menjaga kestabilan ekonomi dan kesejahteraan rakyatnya dengan tetap menjalin kerja sama dengan Ukraina dan Rusia walaupun mereka sedang berkonflik. Hal ini dikarenakan Turki masih membutuhkan Rusia dan Ukraina untuk memenuhi kebutuhan nasionalnya seperti biji-bijian, gas alam, dan minyak bumi. Sikap Turki ini juga merupakan salah satu komitmen dari Turki untuk menciptakan perdamaian di Laut Hitam dan mencegah eskalasi konflik dengan menegakkan Konvensi Montreux. 

Meskipun sudah ada upaya dari Turki dan beberapa negara lain yang berusaha untuk mendamaikan kedua belah pihak, namun sampai saat ini belum ada titik terang sampai kapan konflik Rusia Ukraina ini akan berakhir. Tetapi sikap yang dipilih oleh Turki ini cukup berdampak positif bagi perekonomian Turki. Dengan tolakan menjatuhkan sanksi ke Rusia dan memilih menjadi mediator, Turki berhasil melanjutkan kesepakatan gandum yang sempat macet saat awal konflik. Seperti yang diketahui, Turki banyak bergantung pada Ukraina dan Rusia dalam berbagai aspek. Kebergantungan ini sempat membuat inflasi sebesar 70% di Turki saat awal konflik, namun hal ini bisa ditahan dengan berbagai kesepakatan yang dibuat antara Turki, Rusia, dan Ukraina. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun