Akibat Hukum Dari Peralihan Hak Atas Tanah Dalam Proses Pembangunan Jalan Tol Di Indonesia
Salah  satu  upaya  untuk  mencapai  reforma  agraria/reforma  tanah  adalah  peralihan  hak  atas  tanah  negara sesuai dengan Undang-UndangNo 5 Tahun 1960. Tindakan yang dilegitimasi oleh undang-undang tersebut merupakan bentuk nyata negara dalam memberikan hak atas tanah kepada masyarakat dan juga merupakan strategi untuk mengatasi masalah kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan sosial ekonomi yang erat kaitannya  dengan  ketimpangan  penguasaan,  pemisahan,  dan  pelanggaran  hak  atas  tanah.  Berdasarkan prinsip reforma  agraria,  peralihan  hak  atas  tanah  melalui  program  redistribusi  tanah  berdasarkan  UUPA adalah salah satu contoh peralihan hak atas tanah yang dikuasai oleh negara.
Salah  satu  masalah  yang  sangat  penting  dalam  pengadaan  tanah  untuk  kepentingan  umum  adalah penggantian kerugian. Masyarakat  tidak mempermasalahkan  tentang  ganti  kerugian  berupa  uang;  hanya  saja,  belum  ada  kesepakatan  mengenai besaran  ganti  kerugian  karena  masyarakat  tetap  berharap  besaran  ganti  kerugian  dinilai  secara  adil  dan transparan.
Akibat  Hukum  Dari  Peralihan  Hak  Atas  Tanah  Dalam  Proses  Pembangunan  Jalan  Tol  Di  Indonesia, menurut  Undang-Undang  No.  2  Tahun  2012  tentang  pengadaan  tanah  untuk  kepentingan  umum  dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2021, akibat pengadaan tanah, negara berkewajiban memberikan ganti kerugian,  dengan  mempertimbangkan  prinsip-prinsip  berikut:  keadilan,  kemanfaatan,  kepastian, keterbukaan, kesepakatan, partisipasi, kesejahteraan, keberlanjutan, dan keselarasan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H