Mohon tunggu...
Ramaadi Putra
Ramaadi Putra Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paham Qadariah dan Argumenya

28 September 2018   15:25 Diperbarui: 28 September 2018   15:30 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berikut ini adalah tokoh-tokoh yang termasuk pencetus aliran Qadariah:

Ma'bad al-Juhani (meninggal dunia tahun 80 H)

Dia meluncurkan pemikiran seputar masalah takdir sekitar tahun 64 H. Ia menggugatilmu Allah dan takdir-Nya. Ia mempromosikan pemikiran itu secara terang-terangan. Disamping orang-orang yang mengikutinya juga banyak, Namun bid'ahnya ini mendapat penentangan yang sangat keras dari kaum Salaf, termasuk para sahabat yang masih hidup ketika itu. Seperti Ibnu Umar Radhiyallahu 'anhuma.

Ghailan Ad-Dimasyqi

Dialah yang mengibarkan pengaruh cukup besar seputar masalah-masalah takdir sekitar tahun 98 H.Dan juga dalam masalah ta'wil, ta'thil (mengingkari sebagian sifat-sifat Allah) dan masalah irja.Menurut Khairuddin al-Zarkali dalam Sirajuddin Zar, Ghailan adalah seorang penulis yang pada masa mudanya pernah menjadi pengikut Al-Haris Ibnu Sa'id yang dikenal sebagai pendusta. 

Ia pernah taubat terhadap pengertian faham qadariyahnya dihadapan Umar Ibnu Abdul Aziz, namun setelah Umar wafat ia kembali lagi dengan mazhabnya.Sepeninggal Ma'bad, Ghailan Ibnu Muslim al-dimasyqy yang dikenal juga dengan Abu Marwan.

Ibnu Sauda' Abdullah bin Saba' Al-Yahudi

Dia adalah seorang Yahudi yang mengaku-ngaku beragama Islam 34 H. Dia memadukan antara faham Khawarij dan Syi'ah. Dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya.

Pemahaman tentang qadariah ini jangan dikacaukan dengan pemahaman tentang sifat al-qudrah yang dimiliki oleh Allah SWT. Karena pemhaman tentang sifat tuhan al -- qudrah lebih di tujukan kepada upaya ma'rifat kepada Allah SWT.  paham Qadariyah lebih ditujukan kepada qudrat yang dimiliki oleh manusia. Namun terdapat perbedaan antara qudrat manusia dengan qudrat yang dimiliki oleh Tuhan. 

Qudrat pada Tuhan bersifat abadi, kekal,berada pada zat Allah SWT, tunggal, tidak berbilang dan berhubungan dengan segala yang dijadikan objek kekuatan, serta tidak berakhir dalam hubungannya dalam zat. 

Sedangkan qudrat manusia adalah bersifat sementara,berproses , bertamabah,berkurang bahkan bisa hilang.Dan sesungguhnya qadariah terpecah-pecah menjadi golongan yang banyak,tidak ada yang mengetahui kecuali allah,setiap golongan membuat madzhad (ajaran) tersendiri dan kemudian memisahkan diri dari golongan yang sebelumnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun