Mohon tunggu...
Ralin Putri Natalia
Ralin Putri Natalia Mohon Tunggu... -

Orang Batak yang lahir di Jakarta, besar di Bekasi, dan lagi kuliah di Palembang. SAGITARIUS from head to toe.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Rokok 50 Ribu? Oh No! Oh Yes!

28 Agustus 2016   14:15 Diperbarui: 28 Agustus 2016   14:28 281
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu ini mulai menghangat sejak Kepala Pusat Kajian Ekonomi dan Kebijakan Kesehatan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Hasbullah Thabrany mengatakan, "Kenaikan harga rokok dapat menekan konsumsi rokok, terutama di kalangan yang tidak mampu," kata Hasbullah. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan Hasbullah dan lembaganya, sejumlah perokok akan berhenti merokok jika harganya dinaikkan hingga dua kali lipat.

Survei tersebut dilakukan terhadap 1.000 orang melalui telepon dalam kurun waktu Desember 2015 sampai Januari 2016. Sebanyak 72% mengatakan akan berhenti merokok kalau harga naik di atas Rp 50.000, selain itu, 76% perokok setuju jika harga rokok dan cukai dinaikkan.

Isu kenaikan harga rokok menjadi Rp 50.000 terus menuai pro kontra, baik dari kalangan elit politik maupun masyarakat awam, karena tidak bisa dipungkiri perokok di Indonesia datang dari semua lapisan baik dewasa, remaja, bahkan anak-anak menghabiskan separuh dari uang jajan mereka untuk sebatang rokok.

 Berdasarkan data terakhir Riset Kesehatan Dasar 2013, perokok aktif mulai dari usia 10 tahun ke atas berjumlah 58.750.592 orang, jumlah tersebut terdiri dari 56.860.457 perokok laki-laki dan 1.890.135 perokok perempuan. Hasil penelitian pun menunjukkan, setiap hari ada 616.881.205 batang di Indonesia atau 225.161.640.007 batang rokok dibakar setiap tahunnya. Jika harga 1 batang rokok Rp 1.000, maka uang yang dikeluarkan lebih dari 225 trilyun Rupiah. 

Berdasarkan riset Atlas Tobbaco, ujar Lily, Indonesia menduduki rangking satu dengan jumlah perokok tertinggi di dunia. "Bisa dibilang Indonesia itu juara merokok," ujarnya. Indonesia menduduki rangking pertama dalam jumlah perokok disusul Rusia rangking kedua, kemudia Cina, Filipina, dan Vietnam. Sebanyak dua dari tiga laki-laki di Indonesia adalah perokok.

Bagi para perokok sebenarnya harga bukanlah faktor utama mengapa seseorang merokok, namun ada beberapa faktor yang menyebabkan seseorang merokok.

1. Terlihat macho

Untuk dikalangan remaja sendiri khususnya pria, jika tidak merokok tidak terlihat macho, para remaja beranggapan kalau tidak merokok dibilang tidak gaul, tidak gentel atau banci. “Banci saja merokok masa kamu engga!” Akibat pernyataan seperti itu banyak remaja yang coba-coba merokok. merokok supaya tidak dicap banci dan supaya tidak menjadi bahan olokan bagi teman-temannya.

2. Orang tua saja merokok masa saya tidak

Di Indonesia sendiri sering kali kita melihat bapak-bapak yang merokok sambil menggendong anaknya, hal ini dapat berpengaruh terhadap 2 hal kepada sang anak, yang pertama sang anak menjadi perokok pasif karena menghirup asap rokok dari sang ayah, dan yang kedua, sang anak menjadi perokok aktif karena mencontoh sang ayah yang juga perokok aktif.

Jika harga rokok benar-benar akan dinaikan tentu akan berdampak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat, diantaranya :

Dampak positif

1. Berkurangnya jumlah perokok

Dengan dinaikannya harga rokok menjadi Rp 50.000/bungkus, tentu akan membuat sebagian perokok berpikir 2x untuk membeli rokok, jika dianalogikan gaji seseorang Rp 3.500.000/bulan, sementara harus membeli rokok Rp 50.000/hari x 30 hari, maka orang tersebut telah menghabiskan Rp 1.500.000 uang nya untuk membeli rokok dalam sebulan, sementara Rp 1.500.000 tersebut bisa digunakan untuk membeli hal-hal lain yang lebih penting maka dengan naiknya harga rokok tersebut diharapkan dapat menekan jumlah perokok di Indonesia 

2. Meningkatnya pembelian permen

Dengan naiknya harga rokok, banyak perokok yang mencari alternatif lain yaitu dengan memakan permen, mungkin ini memang salah satu hal kecil, tapi berdampak cukup signifikan bagi para produsen permen, para perokok yang tadinya menghisap rokok, namun karena rokok mahal, mereka memakan permen sebagai alternatif alat "cuci mulut".

3. Berkurangnya perokok pasif

Perokok pasif adalah seseorang yang tidak merokok secara langsung namun menghirup asap rokok dari orang-orang yang merokok di sekitarnya seperti di rumah maupun di lingkungan kerja. Meski tidak secara langsung merokok, perokok pasif bisa turut terkena dampak buruknya juga, dan jika jumlah perokok aktif berkurang maka semakin berkurang juga para perokok pasif yang terkena paparan dari asap rokok perokok aktif.

4. Bisa Berinvestasi

Jika memang harga rokok naik menjadi Rp 50.000/bungkus perokok akan berpikir ulang untuk mengeluarkan uang mereka untuk membeli rokok, efek dari hal ini adalah uang tersebut bisa disimpan atau diinvestasikan untuk hal lain atau membeli kebutuhan lain. Intinya, orang-orang tersebut sudah ogah beli rokok yang harganya mahal dan lebih memilh mengalokasikan dana untuk menabung di kemudian hari, atau dananya bisa digunakan untuk investasi.

5. Meningkatkan Pendapatan Negara 

Kenaikan harga rokok sudah pasti akan meningkatkan pajak dari rokok. Hal ini tentunya akan berimbas pada meningkatnya pendapatan negara, JIka ini terjadi, maka negara akan memiliki anggaran yang bisa dimanfaatkan untuk keperluan lain. Misalnya untuk sektor kesehatan. 

Dampak Negatif

1. Kriminalitas meningkat

Dengan naiknya harga rokok, banyak orang yang kesulitan membeli rokok karena tidak punya uang, maka dari itu sebagian orang akan menghalalkan berbagai cara untuk mendapatkan uang yang digunakan untuk membeli rokok, contoh kecilnya, seorang anak yang tidak mempunyai penghasilan, ia rela mencuri uang orang tuanya untuk membeli sebungkus rokok.

2. Pengangguran meningkat

Pengangguran meningkat ini dilihat dari sektor karyawan-karyawan pabrik rokok yang akan mengalami pemutusan hubungan kerja, yang diakibatkan dari menurunnya daya beli masyarakat terhadap rokok, jika pembelian tidak sesuai dengan target maka perusahaan rokok akan melakukan PHK untuk mengurangi beban perusahaan.

3. Banyak rokok selundupan

Jika rokok yang biasa dikonsumsi akan mengalami kenaikan harga secara drastis, seperti yang akan diusulkan pemerintah, maka perokok lebih memilih rokok selundupan. Karena harganya lebih murah namun, rokok tersebut lebih berbahaya dikonsumsi dari pada produk rokok ternama yang memiliki cukai, bahkan pedagang di Riau sudah mulai menimbun rokok.

Jika harga rokok pada akhirnya akan naik, sebisa mungkin harga yang ditentukan sesuai dengan tujuan, jika memang tujuannya adalah untuk menekan perokok, maka naikan harganya sesuai dengan keadaan di Indonesia, karena perokok, khususnya di Indonesia bukan saja berasal dari kalangan menengah kebawah, tapi kalangan atas juga banyak yang mengkonsumsi rokok, dan diharapkan supaya dampak positif dari kenaikan harga rokok tersebut lebih banyak dari pada dampak negatifnya, dan pemerintah harus bisa memberi solusi bagi sebagian masyarakat yang terkena dampak negatif dari kenaikan rokok tersebut, dan sebelum menerapkan suatu kebijakan ada baiknya untuk melakukan sosialisasi terlebih dahulu, jadi tidak ada yang terkejut atau bahkan tidak tau dengan penerapan kebijakan pemerintah tersebut.

SUMBER : 

5 Hal Positif yang Terjadi Jika Harga Rokok Naik Menjadi Rp 50000

Jumlah Perokok di Indonesia Nomor Satu Dunia

Rokok Illegal Merugikan Bangsa dan Negara

Indonesia Rokok Naik

Komentator Mengapa Jika Laki-laki Tidak Merokok Suka Disebut Banci

Nama : Ralin Putri Natalia Sitorus

NIM : 07041181621023

Jurusan : Ilmu Hubungan Internasional

Kelas/Kampus : A/Unsri Indralaya

Pembina : Nur Aslamiah Supli,BIAM,M.Sc

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun