Selain kisah Kartini, Nur Khozin menancapkan ke otak puluhan orang yang hadir, bahwa tanpa gedung ini (Stovia) tidak ada Indonesia, sambil menunjuk ia berucap dari pojokan ruang asrama disanalah Indonesia dimulai.Â
Nur Khozin menyebutkan Soekarno dalam Indonesia Mengugat selalu mengutip tentang nasionalisme, sebuah kesadaran tentang persamaan, sebuah kesadaran untuk memulai perlawanan yang dimulai di asrama Stovia.
Penekanan suara terucap "karena ketika si Ambon, si Jawa, si Padang ngumpul disini mereka sepakat menanggalkan kedaerahan masing-masing. Kenyataan kita lihat kembali sekarang banyak semangat-semangat kedaerahan yang mengancam disintegrasi" jelasnya
Ia mengharapkan jangan sampai Indonesia sebagai negara seperti Uni Sovyet dan Yugoslavia yang bubar, untuk itu kita sebagai pemilik Indonesia jangan melupakan sejarah.Â
Tak disangka dan yang luar biasa, sejarah ke-Indonesiaan dimulai oleh anak-anak belasan tahun, karena pelajar-pelajar Stovia dimulai berumur sekitar Sekolah Dasar.
"Museum Kebangkitan Nasional menegaskan sebagai platform edukasi kebangsaan, bagi yang ingin merawat kebangsaan sangat dipersilahkan sekali, setiap pekan ada pekan komunitas, Kami mengharapkan benih-benih kebangsaan makin tumbuh, cinta tanah air terus tumbuh, dan semangat yang dibangun pelajar-pelajar Stovia tersalurkan sampai akhir jaman". undangan Nur Khozin bagi para pemuda Indonesia untuk datang ke Museum kebangkitan Nasional.
Ada sesuatu yang menarik lainnya dari kegiatan 3 komunitas Kompasiana kali ini yakni mengenai membuka wawasan pembuatan naskah film. Narasumber bernama Yovan Nainggolan yang membuat script film sejak 2013 dan juga pengulas film.
Sang pemberi pencerahan itu seorang pekerja film diberbagai TV Series diantaranya Jeng kelin, Oke Jak, Indonesia Kaya ; Goresan Jejak Web Series, The East dan Tetangga Masa Gitu ? dan penulis naskah Nightmare Side : Delusional.
Ia membongkar karakter Jeng Kelin yang merupakan ATM (Amati Titu Modifikasi) dari salah-satu tokoh film Hollywood. Tokoh film Hollywood ini hanya ngeselin aja, tapi tim kreatif menambahkan karakter yang unik dalam diri Jeng Kelin.