Setelah puas mengagumi pesona Stasiun Jakarta Kota, perjalanan saya berlanjut ke Pelabuhan Tanjung Priok, sebuah lokasi yang juga memiliki cerita panjang dalam sejarah Jakarta.Â
Momen menembus waktu dilanjutkan dengan menaiki KRL Stasiun Jakarta Kota - Stasiun Tanjung Priuk. Setibanya di sana, entah kenapa Daku lebih merasakan suasana yang lebih sejuk dan tenang dibandingkan dengan Stasiun Jakarta Kota. Padahal disana lebih panas daripada Kota Tua Jakarta.
Penyampaian Gilang, Stasiun Tanjung Priok dibangun pada tahun 1914 semasa pemerintahan Gubernur Jenderal A. F. W. Idenburg dan merupakan karya C. W. Koch, arsitek dari Staats Spoorwegen (SS) perusahaan kereta api (KA) Hindia Belanda kala itu.
Pembangunan stasiun ini berkaitan dengan gerbang pelabuhan tanjung Priuk, ini dahulu Stasiun kereta ini berfungsi sebagai angkutan barang dan penumpang. Karena pelabuhan semakin besar, maka pada saat itu diputuskan untuk meluaskan Stasiun Tanjung Priuk yang terbilang kecil.Â
Secara arsitektur, Stasiun Tanjung Priuk begitu mirip dengan Museum Bank Mandiri, tetapi desain interior amat mirip dengan Stasiun Jakarta Kota yang memiliki langit-langit yang tinggi, karena arsitek Belanda tau ini daerah tropis.
Namun seperti ada yang kurang !! karena Stasiun Tanjung Priuk ini merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda, tidak ditemukan ornamen atau logo dari penguasa masa lalu. Bisa jadi sudah dihapus, atau dicopot pada masa setelah Pemerintah Indonesia hadir.
Tapi masih ada ornamen-ornamen yang masih dipertahankan, loket tiket, tegel- tegel di dinding, sedangkan kaca patri sudah diganti, kemungkinan karena usang. Yang unik terdapat jam di depan stasiun bermerk Seiko yang kacanya sudah menguning. Bahkan ada ruang bawah tanah.Â
Namun, di balik perjalanan menembus waktu ini, Daku menemukan sisi lain dari kesibukan kota yang tak pernah tidur ini. Petualangan Daku hari itu di Stasiun Kota Tua dan Tanjung Priok mengajarkan banyak hal.Â
Dua tempat yang tampaknya mirip tapi berbeda ini, satu dengan suasananya yg terlihat sibuk, dan yang satu lagi terasa begitu tenang dan syahdu. Tapi ternyata saling melengkapi dan memberi gambaran yang lebih lengkap tentang sejarah Stasiun Tempo Dulu di Jakarta.