Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menapak Mesin Waktu Stasiun Kota Tua dan Stasiun Tanjung Priuk

25 November 2024   17:24 Diperbarui: 25 November 2024   17:35 215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun Jakarta Kota I Sumber Foto : dokpri

Setelah puas mengagumi pesona Stasiun Jakarta Kota, perjalanan saya berlanjut ke Pelabuhan Tanjung Priok, sebuah lokasi yang juga memiliki cerita panjang dalam sejarah Jakarta. 

Lokomotif di Stasiun Tanjung Priuk I Sumber Foto : dokpri
Lokomotif di Stasiun Tanjung Priuk I Sumber Foto : dokpri

Momen menembus waktu dilanjutkan dengan menaiki KRL Stasiun Jakarta Kota - Stasiun Tanjung Priuk. Setibanya di sana, entah kenapa Daku lebih merasakan suasana yang lebih sejuk dan tenang dibandingkan dengan Stasiun Jakarta Kota. Padahal disana lebih panas daripada Kota Tua Jakarta.

Penyampaian Gilang, Stasiun Tanjung Priok dibangun pada tahun 1914 semasa pemerintahan Gubernur Jenderal A. F. W. Idenburg dan merupakan karya C. W. Koch, arsitek dari Staats Spoorwegen (SS) perusahaan kereta api (KA) Hindia Belanda kala itu.

Pembangunan stasiun ini berkaitan dengan gerbang pelabuhan tanjung Priuk, ini dahulu Stasiun kereta ini berfungsi sebagai angkutan barang dan penumpang. Karena pelabuhan semakin besar, maka pada saat itu diputuskan untuk meluaskan Stasiun Tanjung Priuk yang terbilang kecil. 

Langit-langit yang tinggi pada Stasiun Tanjung Priuk I Sumber Foto : Dokpri
Langit-langit yang tinggi pada Stasiun Tanjung Priuk I Sumber Foto : Dokpri

Secara arsitektur, Stasiun Tanjung Priuk begitu mirip dengan Museum Bank Mandiri, tetapi desain interior amat mirip dengan Stasiun Jakarta Kota yang memiliki langit-langit yang tinggi, karena arsitek Belanda tau ini daerah tropis.

Namun seperti ada yang kurang !! karena Stasiun Tanjung Priuk ini merupakan peninggalan Pemerintah Hindia Belanda, tidak ditemukan ornamen atau logo dari penguasa masa lalu. Bisa jadi sudah dihapus, atau dicopot pada masa setelah Pemerintah Indonesia hadir.

Tapi masih ada ornamen-ornamen yang masih dipertahankan, loket tiket, tegel- tegel di dinding, sedangkan kaca patri sudah diganti, kemungkinan karena usang. Yang unik terdapat jam di depan stasiun bermerk Seiko yang kacanya sudah menguning. Bahkan ada ruang bawah tanah. 

Namun, di balik perjalanan menembus waktu ini, Daku menemukan sisi lain dari kesibukan kota yang tak pernah tidur ini. Petualangan Daku hari itu di Stasiun Kota Tua dan Tanjung Priok mengajarkan banyak hal. 

Dua tempat yang tampaknya mirip tapi berbeda ini, satu dengan suasananya yg terlihat sibuk, dan yang satu lagi terasa begitu tenang dan syahdu. Tapi ternyata saling melengkapi dan memberi gambaran yang lebih lengkap tentang sejarah Stasiun Tempo Dulu di Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun