Tegel dan hiasan ukiran di dinding masih juga masih terawat, langit-langit tinggi dengan kaca patri masih menghiasi. Plafon yang  tinggi berguna untuk mendinginkan ruangan, sebagai bagian dari sirkulasi udara.
Hiasan kaca patri merupakan hal yang umum digunakan pada beberapa gedung-gedung Pemerintah Hindia Belanda. Terdapat 12 jalur kereta di Stasiun Jakarta Kota berjajar berdampingan. Tangga besi panjang menemani kereta yang datang, agar para penumpang memudakan turun dari kereta.
Cerita Gilang, transportasi amat penting bagi Pemerintah Hindia Belanda bersamaan revolusi industri, saat Napoleon Bonaparte berkuasa. Napoleon Bonaparte menunjuk adiknya Louis Bonaparte sebagai Raja di Belanda.
Herman Willem Daendels dikirim ke Hindia Belanda untuk menjadi Gubernur Jenderal di nusantara pada tahun 1808. Pengiriman Daendels merupakan usulan dari Napoleon Bonaparte, penguasa Prancis, yang pada tahun 1806 mengangkat adiknya, Louis Bonaparte, menjadi penguasa di Belanda.
Dimasa kepemimpinan Deadles transportasi publik mengalami perkembangan, berkat penemuan mesin uap juga dikembangkan transportasi lainnya.
Di sebuah sudut Stasiun Jakarta Kota terdapat sebuah prasasti yang menunjukkan tahun 1914 sebagai tahun ground breaking pembangunan pengembangan Stasiun Jakarta Kota, yang diresmikan 8 oktober 1929
Tertulis juga Stasiun Jakarta Kota merupakan karya dari arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, tahun 1882, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels.Â
Terdapat galeri MRT didalam Stasiun Jakarta Kota, didalam ruangan yang bernuansa putih nan sejuk.Â
Kita pengunjung dapat melihat diorama rancangan jalur MRT yang berakhir di sebrang pintu utama Stasiun Jakarta Kota, hasil temuan arkeologi, dan informasi mengenai rancangan dan perkembangan bangunan MRT.