Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Menapak Mesin Waktu Stasiun Kota Tua dan Stasiun Tanjung Priuk

25 November 2024   17:24 Diperbarui: 25 November 2024   17:35 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gilang guide dari UPT Kota Tua sedang menjelaskan peta kota tua Batavia I Sumber Foto : dokpri

Tegel dan hiasan ukiran di dinding masih juga masih terawat, langit-langit tinggi dengan kaca patri masih menghiasi. Plafon yang  tinggi berguna untuk mendinginkan ruangan, sebagai bagian dari sirkulasi udara.

Hiasan kaca patri merupakan hal yang umum digunakan pada beberapa gedung-gedung Pemerintah Hindia Belanda. Terdapat 12 jalur kereta di Stasiun Jakarta Kota berjajar berdampingan. Tangga besi panjang menemani kereta yang datang, agar para penumpang memudakan turun dari kereta.

Cerita Gilang, transportasi amat penting bagi Pemerintah Hindia Belanda bersamaan revolusi industri, saat Napoleon Bonaparte berkuasa. Napoleon Bonaparte menunjuk adiknya Louis Bonaparte sebagai Raja di Belanda.

Herman Willem Daendels dikirim ke Hindia Belanda untuk menjadi Gubernur Jenderal di nusantara pada tahun 1808. Pengiriman Daendels merupakan usulan dari Napoleon Bonaparte, penguasa Prancis, yang pada tahun 1806 mengangkat adiknya, Louis Bonaparte, menjadi penguasa di Belanda.

Dimasa kepemimpinan Deadles transportasi publik mengalami perkembangan, berkat penemuan mesin uap juga dikembangkan transportasi lainnya.

Gilang menunjukkan prasasti pemugaran Stasiun Jakarta Kota di tahun 1914 I Sumber Foto : dokpri
Gilang menunjukkan prasasti pemugaran Stasiun Jakarta Kota di tahun 1914 I Sumber Foto : dokpri

Di sebuah sudut Stasiun Jakarta Kota terdapat sebuah prasasti yang menunjukkan tahun 1914 sebagai tahun ground breaking pembangunan pengembangan Stasiun Jakarta Kota, yang diresmikan 8 oktober 1929

Tertulis juga Stasiun Jakarta Kota merupakan karya dari arsitek Belanda kelahiran Tulungagung, tahun 1882, yaitu Frans Johan Louwrens Ghijsels. 

Terdapat galeri MRT didalam Stasiun Jakarta Kota, didalam ruangan yang bernuansa putih nan sejuk. 

Diorama jalur pembangunan MRT Jakarta Kota I Sumber Foto : dokpri
Diorama jalur pembangunan MRT Jakarta Kota I Sumber Foto : dokpri

Kita pengunjung dapat melihat diorama rancangan jalur MRT yang berakhir di sebrang pintu utama Stasiun Jakarta Kota, hasil temuan arkeologi, dan informasi mengenai rancangan dan perkembangan bangunan MRT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun