Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film Dokumenter Eksil, Cerita WNI yang Tidak Bisa Pulang

3 Maret 2024   20:32 Diperbarui: 7 Maret 2024   16:06 783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

10 MAHID menceritakan pengalamannya, dari Asahan Aidit, Chalik Hamid, Djumaini Kartaprawira, Kuslan Budiman, Sardjio Mintardjo, Sarmadji, Hartoni Ubes, I Gede Arka, Tom Iljas, dan Waruno Mahdi. Mereka mewakili ribuan eksil yang berada di luar negeri baik yang masih hidup dan sudah meninggal.

Film dimulai dengan scene pemandangan di Indonesia, dari sudut pedesaan hingga hiruk pikuk di Jakarta. Scene kemudian mengarah ke dalam sebuah terowongan di Jakarta lalu keluar ke jalan raya di negara Cekoslowakia.

Lalu, scene berlanjut dengan satu per satu eksil menyampaikan kisahnya, mengenai apa yang terjadi dan pamahaman dari sudut pandang mereka, serta rasa rindunya terhadap tanah air.

Kehidupan mereka di beberapa negara ketika menjadi eksil dari Albania, Belanda, Cekoslowakia, Cina, Jerman, Swedia, Uni Soviet, dan Romania terkuak.

Sebetulnya mereka dikuliahkan di luar negeri yang nantinya diharapkan kembali dan menjadi fondasi pembangunan Indonesia kedepan oleh Bung Karno.

Kita akan diajak untuk mengetahui kenapa mereka dengan jiwa muda dan harga diri, menolak lupa bahwa dirinya bisa berkuliah di Eropa karena ada campur tangan kebijakan Presiden RI Pertama Soekarno berupa beasiswa MAHID.

Atas apa keputusan yang mereka buat saat masih berjiwa muda inilah, akhirnya mereka tidak bisa pulang dan menjadi seseorang yang tidak memiliki kewarganegaraan dalam beberapa dekade.

Awalnya, mereka tidak berpikir terlalu jauh nasib mereka di perantauan akan tak menentu, sepertinya tidak ada satu pun dari mereka menyangka bahwa mereka akan "terasing" selama itu. 

Mereka tak mengira Presiden RI kedua "Soeharto" dapat mempertahankan kekuasaan hingga 32 tahun. Para MAHID ini hanya mengira 10-12 tahun, melihat sejarah junta militer di negara lain.

Penonton akan disuguhkan bagaimana kondisi mereka saat pergolakan itu terjadi. Hidup mereka tak mudah, bahkan sesama mahasiswa Indonesia di luar negeri melakukan penindasan karena dianggap kaum kiri.

Dari cerita mereka, ada yang tinggal di kamp bagi para eksil di China, ada yang harus dikirim sendirian ke desa terpencil yang jaraknya 600 km dari Moskow. Bahkan ada yang sakit jiwa dalam kamp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun