Gerakan RSKO Peduli melewati angka 10 tahun. Pada 12 November 2023, Gerakan RSKO Peduli telah menjejak tahun ke 11. Tepat pada hari minggu di pekan kedua tanpa kue dan tanpa lilin dengan api yang menyala, tapi gerakan ini masih tetap menyala. Setiap tahunnya pun begitu, dengan rasa yang sama.
Ini bukanlah gerakan yang besar, tidak menembus dinding pagar RSKO Jakarta tapi tetap memiliki rasa. Banyak hal telah Kami lalui, dari hanya yang bertiga, lalu berdua dan kemudian 11 orang.
Saat ini gerakan RSKO peduli digerakkan oleh 11 orang : Wahyu (Pejabat Pembuat Komitmen), Arief (Manager Diklat), Lisa (Asisten Manager Layanan Operasional), Rusdiyanto (Keuangan), Aeb  dan Febri (Rekam Medik), Kelli dan Dyah (Farmasi), Robby dan Agan (PKRS dan Pemasaran) dan Herry (Perawat).
Aksi baik yang dilakukan bersama-sama ini bukan hanya tentang berbagi tapi juga silahturahim, dan menjalani "mangan ora mangan yang penting kumpul".
Awalnya Gerakan RSKO Peduli bernama Gerakan Koin Untuk Pendidikan RSKO Jakarta (2012 s/d Maret 2022) kemudian berubah nama menjadi Gerakan RSKO Peduli (Maret 2022 s/d Sekarang).Â
Hal ini dimaksudkan agar dapat merangkul rekan-rekan lain untuk mau bergabung dan ikut terlibat menggerakkan aksi baik di lingkungan RSKO Jakarta.Â
Perubahan nama ini karena gerakan ini tidak hanya membantu adik-adik asuh yang butuh biaya pendidikan, tapi juga Keluarga Besar RSKO Jakarta yang tertimpa musibah.
Terjadi perubahan ini atas saran salah seorang anggota Rohis RSKO Jakarta, Rusdianto. Dirinya pada februari 2022 di Mushola Al-Hijrah menyarankan bahwa perlu ada wadah bagi pegawai RSKO Jakarta untuk membantu pegawai yang tertimpa musibah.
Memang sebelumnya (2012 s/d Maret 2022), kegiatan ini lebih fokus untuk membantu adik asuh komunitas Coin A Chance yang berjumlah 75 orang di seluruh Indonesia dengan diselingi membantu dan mengunjungi rekan RSKO Jakarta yang sakit.
Karena image dari Gerakan Koin Untuk Pendidikan RSKO Jakarta terkesan hanya membantu biaya pendidikan, jadi memang harus di rebranding dengan merubah nama menjadi Gerakan RSKO Peduli.
Salah-satu bentuk me-rebranding dengan merubah tampilan badan celengan dari yang bertuliskan Coin A Chance ditutupi stiker bertuliskan Gerakan RSKO Peduli. Stiker ini dibuat dan didonasikan oleh Herry (Perawat).
_
Bersilahturahim Saat Mengambil Celengan dan Menghitung Donasi
Celengan Gerakan RSKO Peduli terletak di lebih dari 25 unit kerja. Setiap dua bulan atau bila ada pegawai RSKO Jakarta yang sakit, Kami (Gerakan RSKO Peduli) akan menyelenggarakan Hari Penghitungan Donasi.
WhatApps Group (WA Group) Gerakan RSKO Peduli pun mengaktifkan notifikasi untuk menyelenggarakan kegiatan baik ini. 11 (sebelas) orang penggerak mendapatkan perannya masing-masing.
Ada yang bertugas mengumumkan kegiatan penghitungan ke WA Group RSKO, ada yang keliling RSKO Jakarta yang seluas 1,7 hektar untuk mengambil celengan, ada yang menjadi PIC penghitungan, ada yang mempersiapkan komsumsi, ada yang mengembalikan celengan ke tempatnya kembali, ada yang mengumumkan hasil perhitungan dan ada yang meenyerahkan donasi.
Hari Penghitungan Donasi berlokasi di pelataran Mushola Al-Hijrah yang diadakan pada ba'da jumat. Tidak hanya penggerak saja, pegawai RSKO Jakarta yang memiliki keihlasan juga ikut terlibat menghitung hasil donasi yang berupa coin dan uang kertas.
Tidak hanya bersatus pegawai saja, pejabat sekelas eselon 3 dan 4 pun acapkali ikut terlibat. Dokter Ary yang pernah menjabat Direktur Medik dan Keperawatan RSKO pun secara rutin ikut dalam kegiatan menghitung Donasi.
Mas Akmal (Ketua Koperasi dan Ka Instalasi Sterilisasi dan Linen), Mas Deni (Manager SDM), H Okta (Asisten Manager Keperawatan), Mas Heri (Asisten Manager Penunjang), mas Witarsa ( pernah menjabat Kasie Penunjang-sekarang sudah pindah) yang merupakan pejabat tak sungkan bersimpuh menghitung coin dan uang kertas.
Hari Penghitungan Donasi selain menghitung donasi juga merupakan ajang silahturahim. Baik dari pengambilan celengan, penghitungan, dan penyerahan donasi. Pada kegiatan baik ini pangkat dan jabatan dicopot, sudah tidak ada lagi brand image ditubuh.Â
Kami yang bersimpuh dipelataran Mushola Al-Hijrah berstatus sama, sebagai seorang teman yang ingin membantu sesama teman lain yang mendapatkan musibah.
Namanya ajang silahturahim, sambil menghitung terjadi gelak tawa, obrolan ringan, saling ledek, tapi hebatnya tidak ada ghibah. Kotak-kotak diantara Kami melebur dan mencair menjadi acara ngumpul pertemanan.
Tempat kerja membuat Kita berada pada kotak-kotak profesi dan ruang-ruang. Acapkali ada yang sulit dan enggan bertegur sapa, mengobrol dan berinteraksi sesama pegawai karena sibuk dengan pekerjaan masing-masing atau batasan dari atasannya.Â
Dengan kegiatan baik ini dari seluruh perwakilan ruangan di RSKO Jakarta bisa bertemu. Sehingga ketika bertemu di koridor-koridor RSKO Jakarta tidak seperti terlihat orang asing "tidak senyum, tidak mengangguk atau tidak menyapa...!!!!"
_
Madyang Bareng yang Mengentalkan Rasa
Setelah Kami melakukan penghitungan, ditutup dengan Madyang (makan) bersama. Makanan favorit kami yakni bakso atau pangsit teriaki dan teh kemasan. Walaupun acapkali ada menu lain.
Ini bukan teriaki dalam arti sesungguhnya, tapi memanggil penjual bakso dan pangsit dengan cara teriak karena posisinya ada seberang RSKO Jakarta yang dibatasi oleh pagar.
Donatur tetap Kami dalam penyediaan komsumsi ialah dokter Hermawanto (Kepala Instalasi Laboratorium), terima kasih ya dokter semoga berkah....
Selain dokter Hermawanto juga acapkali ada dari penggerak dan pegawai RSKO Jakarta yang bersedekah apakah dalam bentuk makanan atau uang komsumsi. Tidak bisa saya sebutkan satu-satu, dan Kami haturkan terima kasih.
Pernah tertampil diberbagai media bagaimana Presiden RI berada satu meja makan dengan para Calon Presiden 2024. Banyak disebutkan oleh media ini merupakan "Politik Meja Makan".
Meja Makan sambil makan bersama bisa menjadi pencair situasi yang rumit, koordinasi yang macet dan pemecah halangan serta menyatukan pandangan. Jadi Madyang Bareng setelah penghitungan donasi mengentalkan rasa sesama pegawai di RSKO Jakarta.
Salah-satu contoh nyata "Politik Meja Makan" Gerakan RSKO Peduli, ketika ada 2 orang pejabat RSKO di waktu yang berbeda menyampaikan perihatin dan mengajak diskusi Kami bagaimana bisa membantu teman yang sakit pasca stroke.Â
Teman Kami ini mendapatkan Indikator Kinerja Individu (IKI) dengan nilai 0,3. Sedih memang ketika aturan yang kaku bercampur dengan cara berfikir matematis, tentu itu akan sulit digabungkan dengan hati.
Tapi politik meja makan mencairkan itu dengan akhirnya Kami berkumpul dan menghadirkan Hari Penghitungan Donasi. Walaupun tidak besar, tapi mencoba mengulurkan tangan. Intinya bukan nilai uangnya, tapi perhatian teman-teman satu tempat kerjanya tidak meninggalkan dirinya.
_
Berbagi Tidak Hanya Donasi tapi Juga Jiwa
Sering kali ketika Kami menyerahkan donasi dari teman-teman RSKO Jakarta, ada tetes air mata dan rasa haru. Jiwa tersentuh dan mengalirkan air mata membasahi pipi.
Tidak selalu yang kami serahkan berjumlah besar, karena diwaktu yang sama ada teman yang lain tertimpa musibah. Tapi ini ternyata membangun ikatan jiwa antar jiwa.
Penerima donasi tidak selalu pegawai yang tingkat ekonominya lemah atau sedang kritis, beberapa kali donasi diserahkan kepada teman RSKO Jakarta yang memiliki jabatan yang sedang sakit berat.Â
Ada saja yg bertanya "dia kan pejabat ? .. "
Membantu itu bukan soal status, tapi merupakan cara untuk berbicara "kamu tidak sendirian". Bisa jadi jiwa yang sedang down bisa bangkit dan tidak putus harapan ketika mendapatkan aura pelukan dari teman-teman sekerjanya.Â
_
Lika-Liku Gerakan RSKO Peduli
Memulai dan menjalankan Gerakan RSKO Peduli tidak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi pertama kali hadir hasil donasi ditujukan bagi adik asuh yang bukan anak dari pegawai RSKO Jakarta. Tapi satu persatu jiwa-jiwa yang terpanggil hadir dan menyalakan api hingga 11 tahun.Â
Pada saat Kami mengambil celengan di 25 unit kerja, tidak semua pegawai yang berada diruangan menatap dan tersenyum atas kehadiran Kami. Tapi itu hal yang biasa bagi pengkolek sedekah dimanapun.
Celengan yang kami letakkan memang memiliki value "Berbagi itu tidak perlu uang yang besar yang terpenting ikhlasnya".
Kami tidak ingin terkesan memalak / menekan orang untuk menyumbangkan dengan nilai besar, maka kami menggunakan celengan bukan map atau pengumuman list pendonatur menyambung sekian rupiah. Jadi yang punya uang 100 rupiah pun bisa bersedekah dan biarkan keihlasan itu datang dengan sendirinya.
Gerakan ini juga bukan hanya pengumpulan donasi saja. Kami para penggerak akan menjenguk dan mendoakan rekan yang sakit, mensupport dengan share sosial media apabila ada gerakan donor darah atau aksi baik lainnya, membantu teman yg dicalonkan penerima Anugerah ASN / Nakes inspiratif / teladan dan juga aksi baik lainnya.Â
Memang tidak semua yang sakit itu Kami bantu dengan donasi, kami melihat kegawatannya dan kemampuannya. Acapkali juga ada teman RSKO Jakarta yang tidak kami ketahui sedang sakit berat, karena Kami tidak menerima kabar.
WhatApps Group penggerak pun tidak selalu lurus-lurus saja. Kadang perlu sentuhan, karena saat ajakan berdiskusi pun ada yang memilih untuk silent reader. Tapi itu terjadi juga di beberapa komunitas lain di RSKO Jakarta.
Gerakan RSKO Peduli bisa bertahan 11 tahun buat Kami anugerah. Karena tidak banyak gerakan sosial di tempat kerja yang bertahan selama 11 tahun.Â
___
Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan IÂ Instagram @andrie_gan I Blog - kompasiana.com/rakyatjelata
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H