Frasa Pracima diambil dari kata bahasa Jawa Kawi yang berarti tempat di sebelah barat. Sedangkan Tuin yang diambil dari bahasa Belanda yang berarti taman.
Sehingga Pracima Tuin dapat diartikan taman yang ada di bagian barat Pura Mangkunegaran. Taman ini merupakan hasil revitalisasi dari taman yang sudah ada di masa K.G.P.A.A Mangkoenagoro VI dan kemudian disempurnakan pada era K.G.P.A.A. Mangkoenagoro VII. Lalu Mangkoenagaro X mempercantik bangunan dan area taman seperti terlihat sekarang ini.
Adapun Pracimasana merupakan bagian dari Pracima Tuin yang berupa restoran. Hidangan dari Pracimasana berbasis dari resep-resep masakan Pura Mangkunegaran, diantaranya yang Kami nikmati ; Brubus, Urap Pitik Linting, Sop Daging Rempah, Dendheng Age, Bistik Pitik Bumbu Opor, Tape ijo Panna Cotta, dan Pareanom.
Gusti Raden Ajeng Ancillasura Marina Sudjiwo mengungkapkan, berbagai menu yang ada di Pracima Tuin menggunakan resep-resep yang telah diwariskan Pura Mangkunegaran secara turun menurun.
Namun, resep-resep tersebut telah dimodifikasi terlihat lebih modern agar bisa diterima oleh lidah pecinta kuliner jaman sekarang. Gusti Raden Ajeng Ancillasura memiliki pemikiran untuk mengembangkan wisata gastronomi.Â
_
Bercengkrama di Nasi Liwet Bu Wongso Lemu
Kami tiga puluh orang duduk bersimpuh di warung makan yang terletak di sudut jalan yang terlihat sederhana. Ketika kami memasuki warung ini, terserap aroma di hidung harum nasi yang dikukus dengan rempah-rempah tradisional.
Rasa gurih yang khas menjadi salah satu daya pikat. Saat pertama kali hidangan nasi liwet diletakkan di depan kami, tatapan langsung dimanjakan oleh perpaduan warna dengan apik. Sebut saja nasi putih yang tersaji dengan daun pisang sebagai alas.