Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jelajah Gizi 2023, Menguak Nutrisi dan Kuliner Otentik Solo

18 Agustus 2023   10:10 Diperbarui: 18 Agustus 2023   14:28 949
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Generasi ke 3 Pengelola Serabi Notosuman Ny Lidia, Yohanes Krismanto I Sumber Foto : Danone Indonesia

Kriuknya Karak Bratan Mbah Sastro

"Nak belikan Ibu sebungkus Karak ya, sedang di Solo kan !.." pinta itu akan terdengar bagi seseorang yang keturunan Jawa jika sedang berada di Solo. Karak merupakan cemilan otentik Solo yang harus dibawa pulang sebagai oleh-oleh.

Ada celetukan di Bandara saat tiga puluhan orang ini akan kembali ke Jakarta, dari seorang peserta wanita Jelajah Gizi pada peserta lainnya "Kenapa Kardus itu dipeluk ?", pria yang ditanya menjawab "ini kardus isinya Karak Bratan, pesanan Ibu Ku".

Sang penanya berceletuk kembali "Ibunya lebih mentingin sampe rumah Karaknya daripada anaknya...", ia celetuk sambil tertawa simpul.

Rudi Hermawan pengelola usaha Karak Bratan, merupakan penerus generasi ketiga Karak Bratan Mbah Sastro yang telah berjualan sejak awal kemerdekaan. 

Pria bersahaja ini awalnya tidak berjualan Karak, dari 1990 s/d 1994 memproduksi batik, karena bangkrut, ia lalu melanjutkan usaha keluarga memproduksi Karak. Cemilan ini ternyata sudah terbang di ekspor ke Singapura dan Malaysia.

Pemotongan adonan Karak Bratan I Sumber Foto : Danone Indonesia
Pemotongan adonan Karak Bratan I Sumber Foto : Danone Indonesia

Ia bercerita dalam proses membuat karak ini begitu sederhana, dengan bahan beras dengan campuran sedikit ketan yang dikukus dibumbui bawang dan garam. Bahan-bahan ini ditumbuk hingga halus kemudian diiris tipis-tipis menggunakan golok yang panjang.

Karak Bratan siap dibawa pulang I Sumber Foto : dokpri
Karak Bratan siap dibawa pulang I Sumber Foto : dokpri

Kemudian, irisan karak ini dijemur dengan terik matahari hingga benar-benar kering, lalu baru digoreng. Butuh waktu 40 menit, maka jadilah karak yang gurih dan renyah.

Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, PhD - Pakar Teknologi Pangan Institut Pertanian Bogor membongkar kandungan gizi Karak Bratan yang renyah, bila kita berada di Jawa Barat disebut gendar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun