"Percayalah tak ada seorang pun yang ditakdirkan sendirian bahkan dalam dunia tanpa suara, kebahagian akan menyertai kalian"Â Dunia Tanpa Suara
Ngidam, sebuah frasa yang biasanya ditujukan pada wanita hamil. Namun ngidam bagi Daku (saya) yang pecinta film ini tentunya berhubungan dengan nonton film.
Pengalaman ngidam nonton film membangkitkan rasa penasaran yang menggoda untuk menggerakkan tubuh ini. Daku merasa gelisah dan antusias untuk menonton film.
Pada sebuah momen sekitar tanggal 25 Juli 2023, Daku melihat tayangan youtube kesan para pemain film Dunia Tanpa Suara yang di upload oleh Channel Youtube MD Pictures.Â
Entah kenapa video youtube dengan durasi 4 menit 20 detik seperti membisikkan ke telinga Daku "tonton filmnya". Film Dunia Tanpa Suara tayang 27 Juli 2023 di Prime Video Indonesia!Â
Panggilan itu membuat daku ngidam nonton film itu, ada sebuah alasan karena Daku merupakan sosok pria disabilitas. Bahkan Daku sempat merasakan insecure sampai usia ku dewasa karena disabilitas yang Daku miliki.
Daku memiliki kelainan mata yang disebut dengan Amblyopia (salah-satu mata yang lebih optimal menonaktifkan mata lainnya) sehingga dalam keseharian hanya melihat dengan satu mata.
Akibat Amblyopia membuat mata daku jereng (juling) / strabismus, tapi tidak semua individu yang jereng itu Amblyopia. Karena disabiltas itu Daku acapkali diolok-olok dengan panggilan jereng. Bahkan salah seorang kerabat hingga dewasa pun masih memanggil Daku dengan sebutan siwer (bahasa Jawa untuk jereng).
Saat Daku duduk di SD, SMP, SMA tinggi tubuh ku pun entah kenapa bisa dibilang pendek dari teman-teman ku lainnya. Kulit Daku pun sawo matang coklat gelap, lengkap sudah penyebab over thinking yang membuat ku Insecure.Â
Ditambah Daku kesulitan untuk berkendara karena keterbatasan pandangan menambah penyebab over thinking. Hal-hal tersebut membuat Daku menjadi anak rumahan dan introvert.
Dengan berjalannya waktu, ketika kuliah dan berkerja apalagi menjadi anggota berbagai komunitas, membuat jiwa ku yang introvert menjadi ekstrovert. Tapi tetap saja masih ada saja yang membuat Daku insecure sampai detik ini.
Beberapa hari setelah tayangan Youtube para pemain film itu, Daku merasakan keinginan yang tak terbendung untuk nonton film Dunia Tanpa Suara.Â
Gambaran adegan demi adegan dari trailer film, membuat Daku semakin penasaran dan bersemangat.
Perasaan itu semakin menggebu-gebu setiap kali melihat cuplikan film tersebut. Bahkan Daku membaca ulasan film ini sebelum Daku menontonnya.Â
Begitu banyak pertanyaan dalam diri: Bagaimanakah jalan ceritanya? Bagaimana akting para aktor dan aktrisnya? Bagaimana efek visual dan musiknya?
Rasanya seperti ada sesuatu yang memanggil Daku untuk segera menonton film tersebut. Jiwa Daku terseret karena ingin tau apa yang Daku rasakan dan jalani sewaktu dahulu akan sama dengan ditampilkan dalam film ini !Â
Film Dunia Tanpa Suara diperankan oleh aktor dan aktris hits diantaranya Caitlin Halderman, Maxime Boutttier, dan Nasya Marcella. Dunia Tanpa Suara berkisah tentang Arissa (Caitlin Halderman), seorang content creator perempuan yang memiliki disabilitas Tuna Rungu dan Tuna Wicara.
Arissa merupakan sosok perempuan mandiri yang mengelola sebuah kanal media sosial bertajuk Dunia Tanpa Suara. Perempuan disabilitas ini memiliki sahabat Kania (Nasya Marcella). Pada suatu hari, Kania mengenalkan Arissa ke seorang pria tampan bernama Ezra Iskandar Dinata (Maxime Bouttier) pemilik di kedai Teh yang Bercerita.
"Sebesar apapun Aku mencintaimu, Aku tidak bisa menyampaikannya. Kamu berhak untuk berdampingan dengan perempuan yang bisa mendengar bukan Aku" pesan Arissa ke Ezra untuk memberikan cinta kepada orang lain
Kisah romansa yang wajib ada dari sebuah Film pun hadir menghiasi jalannya cerita. Tanpa kisah romansa tentunya film yang mengangkat sesuatu tema yang inspiratif dan pembelajaran tidak akan laku.Â
Daku mendapatkan jawaban, dan menemukan pemahaman dari film ini. Dunia Tanpa Suara berbeda dari film lain yang pernah Daku tonton, sangat menyentuh dan mengajarkan bagaimana memahami unique people "disabilitas".Â
Film ini mengajarkan kita untuk saling memahami dan mentoleransi perbedaan sesama manusia. Mereka merupakan sosok yang kuat menjalani setiap hari menghadapi dunia dengar dan berbicara.
Ada family moment yang membuat kita memahami bagaimana orang tua unique people memandang anaknya yang memiliki keterbatasan fisik. Dapat dikatakan film ini mengandung bawang bagi penonton yang lahir sebagai orang yang unik "Disabilitas".
Banyak banget jawaban buat Daku sehingga mengetahui lika liku dunia tanpa suara, bagaimana insecure nya orang tua ketika anaknya didekati orang yang secara fisik tidak kurang. Apakah anaknya akan ditinggalkan ? Apakah ini hanya perasaan sesaat ? bagaimana sikap orang tua kekasih anaknya ?
"hati-hati, gak semua perasaan bisa berbalas, gak semua yang berbalas bisa bertahan lama" Ucap Ibunda (Dian Nitami) kepada Arissa mewanti-wanti
Film ini bisa menjadi pembelajaran bagi orang tua unique people bagaimana anaknya nanti membangun love relationship, dan culture dari teman-teman tuli yang memiliki keterbatasan pertemanan dan pandangan orang lain.
Salah satu adegan ketika Ibunda Arissa dengan suara lantang menekan Ezra "Arissa itu tidak pernah punya teman bicara selain saya".Â
Ibunda Arissa merasa insecure kepada Ezra dan lebih memilih anaknya mendapatkan jodoh seorang pria dengan dunia yang sama (Dunia Tanpa Suara). Ternyata Arissa pun sama, bagaimanakah Ezra menghadapinya ?
Ternyata insecure bukan hanya milik Arissa dan Ibunya, terdapat adegan yang mengingatkan Ezra dari salah seorang anak buahnya yang insecure "Bos sama saya yang sama-sama bisa bicara (ngomong) dan mendengar saja bisa salah paham tentang apa yang ingin kita sampaikan. bagaimana bos dengan dia ? tentunya lebih sulit "
Film ini disutradarai oleh Hanung Bramantyo yang dikenal sebagai pembuat film berkualitas. Hanung melibatkan para teman-teman Tuli dalam film ini. Para pemeran dibantu Kak Nada untuk belajar isyarat. Kak Nada pun ikut mengarahkan poin-poin penting dalam dunia tuli
Pengalaman ngidam nonton film ini membuat Daku semakin mengakui kekuatan dunia perfilman dalam membawa kita ke berbagai pemahaman dan emosi yang berbeda.Â
Daku mengucap Alhamdulillah telah berkesempatan untuk menikmati film ini, dan semoga ngidam-ngridam nonton film lainnya bisa selalu terbalaskan dengan pengalaman yang tak terlupakan.
_
Salam hangat, Blogger Udik dari Cikeas,
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Threads @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan IÂ Instagram @andrie_gan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H