Tahun 2015 merupakan pembuka kran daku berprestasi di dunia tulis menulis online (dunia maya). Akhir tahun 2015, daku juara pertama lomba blog Binaraga yang hadiahnya jutaan.Â
Yang ngagetin, pesertanya banyak blogger senior bahkan d iantara mereka ada yang di undang sana-sini jadi narasumber. Jurinya itu blogger pertama yang naik Air Force One Indonesia bareng Pak Jokowi.
Bayangin, daku ngeblog sudah dari tahun 2009 pakai blog pribadi, 2010 bikin thread di Kaskus, 2010 nulis di Kompasiana, mulai ikut lomba blog sejak tahun 2010, lima tahun kemudian baru bisa juara.Â
Nah, di tahun pertama daku menang lomba blog (2015), disaat daku kerja di perpustakaan. Sampai hari ini (19/7/2023) daku telah berprestasi sebanyak 61 kompetisi menulis, Kompasianer Of The Years 2022, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, tentu kerja di perpustakaan berperan besar.
Fix banget perpustakaan yang meningkatkan skill menulis daku. Pada saat di perpustakaan selama 3 atau 4 bulan, setiap hari daku membaca satu buku walaupun tidak kebaca semua halaman. Senang membaca berlanjut hingga hari ini, walaupun sudah tidak berkerja di perpustakaan.
Perpustakaan membuat jumlah perbendaharaan kata bertambah, pengetahuan bertambah, dan membuat daku ketika mendengar isu diluar sana tidak langsung percaya tapi mencari referensinya.
Kerja di Perpustakaan Meningkatkan Minat Baca
Ada sebuah fakta (bisa baca di sini) UNESCO pernah mempublish Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia. Sedangkan riset yang berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016, Indonesia dinyatakan berada peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca. Sedih banget nggak siiihhh........
Menurut data UNESCO, ternyata minat baca warga Indonesia sangat rendah, hanya 0,001%. Berarti, dari 1000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Artinya minat baca sangat rendah.
Apakah karena minat baca yang rendah Indonesia terdampak middle income trap?