Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Film BlackBerry, Kemunculan, Kejayaan dan Kejatuhannya

17 Juni 2023   15:15 Diperbarui: 18 Juni 2023   13:45 3693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah bagaimana munculnya produk Blackberry dan perjalanan bisnisnya ISumber Foto : Mobirank

Film Blackberry hadir setelah bermunculannya film yang menceritakan sosok-sosok dari brand-brand ternama dunia dari The Social Network (2010)-Facebook, The Billionaire (2011)- Tao Kae Noi, Steve Jobs (2015), The Founder (2016)- McDonald's, Ford vs Ferarri (2019), Lamborghini: The Man Behind the Legend (2022), Tetris (2023), Air (2023)-Nike Air Jordan, dan lainnya.

"BlackBerry" karya Matt Johnson mengkisahkan bagaimana ponsel buatan Kanada ini sebagai pelopor ponsel cerdas dan menjadi raja penjualan ponsel (45 % pasar global) yang perlahan berubah menjadi medioker.

Awal film "Blackberry" tidak menggambarkan bagaimana kisah dua orang pendiri Research in Motion (RIM) merintis usahanya, tetapi setelah perusahaan ini berdiri dengan beberapa karyawan yang eksentrik di tahun 1996. Saat itu RIM merupakan perusahaan kecil dibidang IT yang salah-satunya produknya modem.

Terlihat sekali penulis skenario membuat kisah perjuangan menuju kesuksesan perintis produk ponsel pinter yang saat ini disebut smartphone. Film tentang sejarah produk Blackberry ini, dimulai penggambaran dari situasi tempat kerja yang menyenangkan. 

Tervisualisasikan bagaimana dua pendiri RIM di tahun 2016 (sebelum Blackberry menguasai pasar ponsel) membuat nuansa ruang kerja yang penuh keakraban dan tersedia waktu untuk kumpul dan nonton bersama.

Nuansa ruang kerja RIM Blackberry tahun 2016 I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers
Nuansa ruang kerja RIM Blackberry tahun 2016 I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers

Muka polos dan optimis dari para pekerja nya yang berjiwa muda, dengan fashion ala Sekolah Menengah Atas (SMA) seperti menggunakan sneaker, kaos, topi dan potongan rambut beragam, terekspose. 

Bahkan tidak hanya meja kerja, tersedia juga konsul permainan, sofa-sofa santai untuk beristirahat bahkan sarana untuk menonton. Terjalin hubungan yang baik antara Pemimpin dan Pekerja dalam pergaulan, bahkan layaknya seperti teman kerja saja.

Scene dimulai dari Waterloo, Ontario, pada tahun 1996, di mana Mike Lazaridis (Jay Baruchel) dan Doug Fregin (Johnson) pendiri perusahaan teknologi kecil bernama Research in Motion (RIM) mencoba menjual produk yang mereka sebut PocketLink. Produk dari RIM ini merupakan kombinasi revolusioner dari ponsel, perangkat email, dan pager.

Prototipe pertama Blackberry (PocketLink) I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers
Prototipe pertama Blackberry (PocketLink) I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers

Terdapat sebuah scene dimana Mike dan Doug menunggu untuk menyiapkan presentasi produknya untuk petinggi sebuah perusahaan, Mike terganggu oleh interkom yang mendengung yang membuat dirinya tidak bisa berkonsentrasi.

Mike pun meminta Doug mencarikan penjepit kertas, lalu Mike dengan cepat memperbaikinya. Ia pun mengingat dalam memory nya bahwa intercom itu dibuat di China. Pembuat Film ini seperti memberi pesan tertentu terhadap scene ini dan diakhir film juga menonjolkan pesan ini.

Jim Balsillie I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers
Jim Balsillie I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers

Adegan tersebut mempertemukan Mike dan Doug, kepada seorang salesman yahud bernama Jim Balsillie yang awalnya kurang tertarik terhadap produk mereka.

Namun, Jim kemudian melihat potensi perangkat yang ditawarkan tersebut. Jim tau bahwa Mike dan Doug tidak akan mampu membuat perangkat tersebut terjual ke pasaran.

Jim pun membuat kesepakatan untuk mengakuisisi sebagian saham dari RIM plus ditambah uang tunai bila mampu menjual produk dalam sejumlah nilai tertentu. Sebagai imbalannya Jim akan menunjukkan keahlian sebagai penjual yang ulung yang meningkatkan penjualan produk RIM.

Mike (kiri) Pria ubanan dan Doug (berambut keriting dan pita merah) I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers
Mike (kiri) Pria ubanan dan Doug (berambut keriting dan pita merah) I Sumber Foto : Rotten Tomatoes Trailers

Doug pria yang berikat kepala yang suka dengan mengenakan kaos colourfull dan Mike seorang yang berambut uban ini mengetahui bahwa dirinya membutuhkan perantara untuk sukses seperti Jim.

Maka kesepakatan itu pun disetujui ketiganya, dimana Jim mendapatkan posisi sebagai Co-CEO RIM yang akan menjalankan bisnis dari perusahaan IT ini. Sedangkan Mike dan Doug (CEO) sebagai pendiri yang lebih fokus pada inovasi produk.

Film ini menunjukkan bagaimana untuk meraih sukses tidak hanya cukup produk yang bagus, tapi juga Sumber Daya Manusia (SDM) dibidang public relation (humas) dan marketing (pemasaran) yang jempolan yang disokong dan di support oleh Pimpinan perusahaan.

Pesan yang jelas untuk menaikkan level perusahaan dibutuhkan SDM yang mempuni. Bahkan ketika RIM menghadapi masalah dibidang Information Technologi (IT), mereka membajak SDM dari Google dan perusahaan dibidang IT lainnya dengan menawarkan gaji yang selangit. 

Blackberry dengan keyboard dan track pad I Sumber foto : Blackberry
Blackberry dengan keyboard dan track pad I Sumber foto : Blackberry

Tapi "BlackBerry" bukan hanya cerita tentang sejarah gadget yang merubah dunia. Film ini juga pembelajaran bagi para pebisnis bagaimana membangun bisnis yang sukses dan mencegah dari keterpurukan. Beberapa intrik keuangan tergambarkan, seperti berbagai upaya panik Jim untuk menangkal intrik bisnis  oleh Palm Pilot.

Film ini tentang public relation, bagaimana Blackberry bisa menjadi ponsel pintar favorit karena membangun sebuah Citra / status. Image siapapun pengguna smartphone Blackberry (sebelum tenggelamnya) adalah orang mandiri yang ditemani gadget mempuni. Saat itu Image Blackberry miliknya para borjuis (pebisnis, orang kaya).

Jauh sebelum lonceng kematian smartphone yang memiliki ciri khas keyboard dan track pad,  pengenalan iPhone (2007) dengan layar sentuh belum dianggap sebagai ancaman. Ketika RIM mulai berinovasi di ranah ponsel dengan layar sentuh, Blackberry sudah tertinggal jauh dari pesaingnya. 

Film ini juga menggambarkan, bagaimana sosok yang sukses dan terperangkap posisi yang tinggi akan bisa membawa seseorang pada pribadi yang congkak. Uang bisa membutakan seseorang yang dapat melewati batas-batas aturan.

Lebih dari itu, mungkin film "BlackBerry" menyoroti kerentanan dan eksploitasi bisnis di pasar yang kejam. Penggambaran tarik-menarik antara kejeniusan, bisnis, dan kesadaran atas ancaman. 

Blackberry mungkin merasa sudah mencapai titik kebanggaan bahwa telah memasukkan komputer ke dalam telepon telah mengubah dunia, sehingga lupa inovasi itu harus selalu ada di bidang teknologi.

Pendiri dan manajemen  "BlackBerry" tidak menyadari adanya inovasi baru, mengabaikan pentingnya perubahan, yang menganggap kita semua akan selalu mengetik ponsel dengan ibu jari kita selamanya, dan senang akan rasa dari sebuah sentuhan keyboard.

Rate : 8,5/10

_

Salam sehat Blogger Udik dari Cikeas

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan I Instagram @andrie_gan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun