Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kompasiana Nangkring, Kendaraan Listrik Bagaimana Kabarmu?

19 Februari 2023   20:01 Diperbarui: 19 Februari 2023   20:26 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mas Didit, Anggota Komunitas Kokomo I Sumber Foto : dokpri

"Dengan mobil listrik lebih enak apalagi jalan kota karena tidak terkena peraturan ganjil-genap. Tapi diluar kota masih agak sulit, bisa kalang-kabut untuk mengisi baterainya. Masih belum bisa menggantikan 100 persen kendaraan berbasis BBM. Orang Jakarta kalau ke Bandung sehari dua hari masih oke lah, tapi kalau seminggu bisa merepotkan" Celotehan mas Didi (18/2/2023) 

Anggota Kokomo yang duduk dibangku narsum, mas Didit melihat masa depan kendaraan listrik akan banyak peminat jika kedepannya ada peningkatan teknologi baterai dan pengisian fast charging. 

Andaikata bisa pengisian daya cukup dengan 15 menit langsung penuh (full charge), tentu orang akan beralih dari kendaraan berbasis BBM ke kendaraan listrik.

Ada kecurigaan dalam obrolan bergizi ini membahas sebuah isu sensitif, kenapa belum beralihnya pengguna kendaraan berbasis BBM ke kendaraan listrik ? Apakah masalahnya adanya pertentangan-pertentangan dengan industri-industri energi lain !

Mas Wawan menguak sebuah fakta bahwa cadangan minyak Indonesia diperkirakan sampai 7 tahun kedepan. Tentunya situasi ini akan dipastikan  membuat BBM langka dan mahal.

Komunitas Kosmik hadir di IIMS 2023 I Sumber Foto : dokpri
Komunitas Kosmik hadir di IIMS 2023 I Sumber Foto : dokpri

Untuk itu kendaraan listrik bisa jadi jawaban. Harap mas Wawan harga baterai jangan terlalu mahal dan Indonesia harus mampu produksi baterai, karena saat ini masih impor.

Kendalanya, bahan dasar ada tetapi investornya belum ada. Hambatannya karena Investor ingin memiliki industri baterai di negaranya, tidak membuatnya di Indonesia. Itu kenapa terjadi tuntutan kepada Indonesia ketika negara kita membatasi ekspor Nikel.

Sebetulnya Indonesia sangat mungkin dapat membuat industri baterai kendaraan listrik. Bahannya ada di Indonesia, tapi pengolahannya belum ada investornya. 

Indonesia bisa saja memproduksi sendiri baterai kendaraan listrik, tapi tergantung jumlah demand dan dukungan kebijakan Pemerintah.

Fakta dari mas Wawan selain baterai, ternyata Indonesia juga sudah bisa membuat dinamonya hanya saja magnit masih impor. Indonesia juga telah dapat membuat controller kendaraaan listrik. Jadi hanya baterai kendaraan listrik yang belum bisa dibuat di indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun