Narsum lainnya, Dharmawan Somaatmadja yang dikenal dengan panggilan mas Wawan menceritakan sejarah dari komunitas Kosmik secara singkat yang dibentuk disekitar tahun 2007.
Kosmik merupakan komunitas bagi pengguna, penghobi, enthusiast berkendara listrik termasuk mobil yang berbasis baterai. Jadi tidak hanya sepeda dan motor listrik.
Awalnya komunitas ini  hanya sebatas tukar menukar informasi mengenai dunia kendaraan listrik dan beli baterai dimana ? pada saat itu belum ada yang jual baterai kendaraan listrik di indonesia dan belum banyak pilihan.
Tahun 2010 s/d 2015 jumlah pengguna kendaraan listrik mulai drop (turun), pengguna banyak yang menyerah karena kesulitan mendapatkan onderdil.Â
Pengguna kendaraan listrik mulai ramai kembali semenjak ada importirnya. Antara 2017 s/d 2019 terjadi penambahan pengguna kembali dan juga pada saat Pemilihan Presiden 2019 pengguna mulai ramai kembali.
Peningkatan jumlah pengguna kendaraan listrik dan anggota komunitas Kosmik berbarengan dengan tren sepeda. Sampai saat ini sudah ada 54.000 anggota dari seluruh Indonesia, Taiwan dan Belanda.
Cerita dari mas Wawan di Taiwan, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Â tidak boleh memiliki kendaraan bermotor yang diperkenankan hanya motor listrik. Hal ini karena sepeda dan motor listrik masih masuk kategori sepeda, sehingga TKI diperbolehkan menggunakan sepeda listrik.Â
Ada yang menjadi bahan pertanyaan dari mas Wawan, kenapa kendaraan listrik dan onderdilnya dari Taiwan agak sulit masuk Indonesia, tapi dari China daratan gampang ? Mas Didit menimpali karena ada politik dari China daratan.
Obrolan makin menghangat ketika Indonesia dihadapi dengan tren kendaraan listrik yang semakin massif dan berbagai isu yang melatarbelakangi.Â
Mas wawan menegaskan sebagai enthusiast bahwa warga Indonesia terbilang tidak terlambat mengenal kendaraan listrik, tapi kebijakan pemerintah Indonesia yang terlambat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!