"Makan disini jangan takut, tidak pakai minyak-minyak lain, hanya minyak bawang putih dan daging menggunakan daging ayam tanpa campuran protein lain, tanpa mechin / MSG pakai kaldu jamur"Â terang Ci Elis
Selain menu makanan, tersedia pula menu minuman, salah-satu yang khas adalah jus markisa. Dibelakang kedai, Ceu Lis menanam pohon markisa yang buahnya digunakan untuk menjadi salah-satu menu spesial di kedai ini.Â
Setiap masa panen, buah markisa di press lalu di frozen. Saat akan disajikan baru dibuka dan diproses menjadi minuman yang menyegarkan.
Saat daku menyeruput jus markisa begitu menyegarkan saat kondisi cuaca panas terik, Â segar sekali dengan rasa manis yang tidak terlalu berlebihan dan aroma markisa yang khas.
Kopi Tiam berasal dari bahasa hokkien yang berarti warung kopi. Kopi yang dipakai jenis robusta dan arabica. Untuk kopi robusta berasal dari kopi Sidikalang, Medan.
Ada juga kopi Gayo Aceh, kopi Medan, kopi Bogor. Menu Kopi Gayo Gula Aren menggunakan gula aren yang langsung diambil dari pengerajin lokal. Kopi Tiam 89 tidak membelinya dipasar.Â
Gula aren yang digunakan berasal dari dataran tinggi Leuwiliyang. Rahasia terungkap dari mulut Ci Elis, gula aren yang asli itu cepat meleleh (cepat cair). Harga gula aren beratnya sekitar 1.3sampai 1.5 kg harga jual antara 70rb sampai 80rb.
Usaha kedai Kopi Tiam 89 sudah dijalankan oleh 5 generasi. Keluarga pengelola Kopi Tiam 89 sudah mengalami pencampuran budaya dan agama, bahkan ada keluarga yang mualaf (muslim) dan beragama katholik.Â
Kopi Tiam 89 sudah dijalankan selama 10 tahun (2012) di lokasi yang sekarang, tapi usaha kuliner ini sudah ada sejak 15 tahun lalu. Kopi tiam 89 masih menjalankan tradisi Tiongkok dimana ketika menutup toko itu harus selama 3 hari, dan hari ke 4 baru bisa dibuka. Menurut kepercayaan Etnis Tionghoa pada hari ke 3 merupakan hari bakar sampah.