Bisakah artikel yang di upload di Kompasiana menjadi media mengubah masa depan, sepertinya halnya tulisan di daun lontar Mpu Pranca? Menurut daku sih bisa.
Bila kita menarik kebelakang, blogger era zaman old, tulisan Mpu Prapanca di daun lontar mampu menunjukkan dimana perkiraan lokasi dan bagaimana kebesaran Kota Raja Majapahit.
Tulisan Mpu Prapanca menjadi sumber informasi, sehingga para arkeolog dapat terbantu dengan tulisan dari pemuka agama di era Majapahit ini. Berujung banyak masyarakat zaman sekarang merubah pandangan bahwa Majapahit bukan hanya mitos atau legenda. Masih banyak contoh-contoh lain blogger era zaman old.
Daku pernah membuat artikel Kompasiana mengenai sosok inspiratif Dyah Puteri Ambarwati, wanita Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati di tahun 2020 yang ternyata memberi dampak positif.
Tulisan kompasiana yang berjudul "ASN Inspiratif 2020, Dyah Puteri Ambarwati Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati" dijadikan referensi RSKO Jakarta untuk membawa perempuan berhijab ini diajukan sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Inspiratif tahun 2020.
Baca juga : Dyah Puteri Ambarwati Penggagas Rumah Singgah Pejuang Hati
Ternyata, setelah melalui proses penjurian, sosoknya terpilih menjadi wakil Kementerian Kesehatan RI satu-satunya di ajang ASN Inspiratif 2020, bersanding dengan ASN Kementerian lain.
Dyah masuk 10 besar ASN Inspiratif menyisihkan 5 juta ASN di Indonesia, dan hal ini  merubah hidupnya. Kemudian hari, Dyah dapat menginspirasi orang lain dengan menjadi nara sumber menceritakan kisah inspiratif di latsar Kemenkes RI kepada para CPNS. Tentu ini akan memancing timbulnya Dyah-Dyah baru.
Hidayatullah Aktivis Anak Berkebutuhan Khusus, sosok yang satu ini pun sempat daku tuliskan di Kompasiana untuk bisa menjadi referensi RSKO Jakarta diajukan di ajang ASN Inspiratif 2021. Namun dirinya akhirnya tidak bisa diajukan oleh RSKO Jakarta ditahun tersebut, karena memiliki catatan disiplin.
Baca juga : Hero Among Us, Marbot Masjid RSKO Jakarta, Berjuang Demi Raga yang Lain
Tapi, kemudian daku membuat tulisan berupa surat terbuka kepada Kemenpan RB yang berjudul 'Ini Dia Kenapa Anugerah ASN/PNS 2021 Tidak Layak Diikuti ASN/PNS yang Bertobat' (DI SINI ) pada tanggal 18 september 2021.Â
Surat terbuka artikel Kompasiana pun daku kirimkan direct massege ke akun resmi Instagram Anugerah ASN 2021, KemenPAN RB, dan salah seorang juri yang juga content creator yaitu Kang Maman serta lapor.go.id.
Daku pun terkaget ketika melihat dihapusnya persyaratan nomor 4 (Melampirkan Surat Rekomendasi Tidak Pernah Melakukan Pelanggaran Disiplin) pada minggu malam, 26 september 2021 di website ASN Inpiratif.Â
Baca Juga : Terima Kasih, Surat Terbuka Saya di Kompasiana Ditindaklanjuti KemenPAN RB
Daku saat itu tidak percaya, bahwa apa yang daku tulis di Kompasiana ternyata membuahkan hasil. Rekan kerja ku Hidayatullah memang tidak dicalonkan, tapi artikel Surat Terbuka Kompasiana merubah persyaratan di masa depan ASN Inspiratif. Tentunya ini akan berdampak positif, akan banyak sosok ASN Inspiratif yang lepas dari hukuman disiplin bisa diajukan di ajang ini.
Hidayatullah menyampaikan bahwa dirinya terharu dengan tulisan Kompasiana yang daku buat. Ia merasa tulisan Kompasiana mengenai dirinya bisa menjadi sumber informasi yang akan membantu perkembangan Yayasan Rumah Adelio Peduli yang dia dirikan bersama istrinya Umi Lestari.
Ingat Manusia itu tempatnya salah dan dosa, Manusia bisa berubah kapan saja dan banyak contoh orang besar hasil dari pertaubatan.
Tulisan berikutnya di Kompasiana mengenai 5 Paket ASN Inspiratif di 50 tahun RSKO Jakarta dari Sumardiono, Budiman, Agus Darmawan & Syarifudin Satar, Hidayatullah dan Dyah Puteri Ambarwati.
Artikel Kompasiana tersebut pun menjadi refrensi berikutnya yang dapat digunakan oleh RSKO Jakarta. Salah-satu sosok dari 6 sosok ASN Inspiratif yang daku tulis tersebut ialah Budiman, seorang ASN RSKO Jakarta yang juga seorang aktivis sosial di lingkungan Cipayung.
Baca juga : 5 Paket ASN Inspiratif untuk Indonesia di 50 Tahun RSKO Jakarta
Budiman dan Dyah Puteri Ambarwati, kemudian menjadi 2 dari 5 orang Tenaga Kesehatan (Nakes) yang dicalonkan RSKO Jakarta ke Kemenkes RI sebagai Tenaga Kesehatan (Nakes) Teladan 2022.Â
Walaupun belum terpilih diajang ini, Budiman menyampaikan kepada daku, ajang ini merupakan pengalaman baru yang memberi insight bagi dirinya.Â
Tulisan Kompasiana tersebut dapat membantu Budiman memperkenalkan kegiatan-kegiatan positif yang dia asuh kepada masyarakat sekitar.Â
Baca juga : Duet Cantik mengantarkan 7 tahun Coin A Chance
Selain menulis sosok inspiratif, kita juga bisa menuliskan gerakan/aksi baik bagi lingkungan. Pada saat daku (saya) bersama dua rekan kerja (Hidayatullah dan Hani) memulai Gerakan Koin Untuk Pendidikan RSKO Jakarta di bulan November 2012, yang daku lakukan pertama kali ialah membuat tulisan mengenai komunitas Coin A Chance Jakarta dan kedua sosok foundernya, Nia Sadjarwo dan Hani Kusumaningrum.Â
Komunitas Coin A Chance merupakan komunitas yang menggerakkan pengumpulan coin yang hasilnya digunakan untuk biaya pendidikan Adik Asuh yang kurang mampu secara ekonomi.Â
Gerakan Koin Untuk Pendidikan RSKO Jakarta berafiliasi dengan komunitas Coin A Chance. Dimana hasil perhitungan donasi gerakan Koin Untuk Pendidikan diserahkan ke Komunitas Coin A Chance Jakarta untuk dikelola.
Baca juga : 10 Tahun Gerakan RSKO Peduli
Tulisan mengenai Coin A Chance yang selalu Kami sharing di BBM dan WAG inilah yang memancing pegawai RSKO Jakarta lain terlibat, dan membuat Gerakan Koin Untuk Pendidikan yang saat ini bernama Gerakan RSKO Peduli tetap bisa eksis 10 tahun (2012-2022).Â
Gerakan RSKO Peduli saatnya ini tidak hanya menyalurkan bantuan pendidikan juga membantu keluarga besar RSKO Jakarta yang tertimpa musibah.
Dengan tetap konsistennya gerakan baik ini, diharapkan dapat mengurangi beban pemerintah menyangkut masalah sosial. Gerakan RSKO peduli ini pun memancing dan menginspirasi munculnya gerakan-gerakan baik lain di RSKO Jakarta, efek bola salju dalam kebaikan.
Sebagai Kompasianers, kita pun bisa menulis sosok-sosok kompasianers yang inspiratif. Daku sudah menulis sosok inspiratif Opa Tjiptadinata, Oma Rosalina Tjiptadinta, Bapak Thamrin Dahlan, Mas Agung Han, Mbak Dewi Puspa, dan calon kuat Kompasianers Of The Years 2022, Ang Tek Khun.
_
Banyak sosok-sosok inspiratif atau local heroes disekitar kita. Ada baiknya kita sebagai Kompasianers mengangkat sosok-sosok inspiratif ini muncul, sehingga kegiatan positifnya bisa banyak yang mensupport dan mendukung. Semoga ada yang mencopy aksi baik mereka.
Ayo tuliskan Local Heroes Mu
***
Salam sehat Blogger Udik dari Cikeas
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Instagram @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H