Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Panser Badak, Produk Pindad Pembunuh Drone Bunuh Diri

14 November 2022   11:44 Diperbarui: 14 November 2022   12:19 1819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield TNI AU I Sumber Foto TNI AU

Perang di Ukraina belum usai, belum terdengar perjanjian damai antara pihak yang bertikai. Pertempuran di Eropa Timur ini menunjukkan pada dunia berbagai alutsista yang digunakan dalam perang masa kini dan masa depan.

Drone tempur, dan drone kamikaze / bunuh diri menjadi buah bibir dalam perang ini. Dari drone produksi negara USA, Turki, Rusia dan Iran saling menunjukkan kemampuannya. 

Drone bunuh diri masuk dalam kategori senjata udara dengan sebutan Killer Eye in The Sky. Cara kerja drone ini dengan menunggu di sekitar area target dan akan menyerang ketika mendapatkan instruksi.

Drone kamikaze ini akan terbang ke target dengan membawa muatan bahan peledak dan akan meledakkan muatan dengan cara benturan pada target / menabrak target.

PT Pindad sepertinya sudah melihat peluang membunuh drone sejak lama, karena pada ajang Indo Defence 2022 Expo & Forum yang berlangsung pada 2 hingga 5 November 2022, di Jakarta menampilkan Arhanud bergerak yang dapat menghancurkan drone dan pesawat tempur.

Tentu perang masa depan sudah amat terlihat mengedepankan alat perang tanpa awak, baik itu pesawat tanpa awak, drone, dan rudal jelajah. Drone mulai diminati karena ada hubungannya dengan harga, ukuran, bisa diselundupkan ke area musuh melalui jalur darat kemudian diterbangkan dekat target. 

Dipilihnya drone juga karena memungkinkan pilot untuk merusak pertahanan musuh dari lokasi yang aman dan bila tertembak tidak menimbulkan korban jiwa pilot negara pemilik drone.

Peluang masa depan untuk membunuh drone tempur terletak pada Arteleri Pertahanan Udara (Arhanud) yang mumpuni. Arhanud calon jualan PT.Pindad itu adalah Panser Badak 6x6 light multi role air defence system yang dilengkapi kubah kanon oerlikon skyranger 30 mm anti pesawat. 

Dilansir dari sosial media PT.Pindad (DI SINI), panser anti serangan udara ini merupakan hasil kerja sama strategis dengan Rheinmetall, Jerman. Bahkan kanon dari Panser Badak juga efektif untuk target di darat.

Rheinmetall Defence terlihat melihat peluang pemasaran di Indonesia dengan mencoba untuk masuk ke pasar self propelled anti aircraft gun. Konkritnya yang menjadi platform Rheinmetall Oerlikon Skyranger 30 mm untuk meletakkan kubah ialah produk PT.Pindad yaitu ranpur lapis baja roda ban, Badak 6×6.

Kenapa Indonesia wajib memiliki ranpur ini ? karena Indonesia merupakan negara kepulauan amat cocok dengan ranpur panser yang bisa bergerak / dipindahkan kemana-mana, tanpa perlu menggunakan kendaraan jalur darat untuk mengangkutnya.

Juga amat tepat bila Indonesia atau negara pembeli menggunakan arhanud bergerak ini untuk keamanan ketika sedang menyelenggarakan pertemuan bilateral atau KTT, contohnya G20 yang diadakan di bulan November 2022 ini. Bahkan arhanud tastis ini dapat digunakan untuk pengamanan objek vital, semisal Istana Negara.

Dapat dikatakan munculnya Panser Badak dengan turret (kubah) Oerlikon Skyranger 30 mm ini merupakan sebuah terobosan bagi PT.Pindad. Dimana tipe sebelumnya, Panser Badak 6x6 dipasang dilengkapi dengan two-man turret kaliber 90 mm serta senapan mesin kaliber 7,62 mm.

Kini dengan adanya Panser Badak Skyranger 30 mm, TNI AU atau negara pembeli bisa memiliki penangkis serangan udara (PSU) kanon 30mm yang bersifat mobile / bergerak.

Oerlikon Skyranger 30 mm cara kerjanya dengan mengintegrasikan pergerakan mobilitas kendaraan lapis baja dalam gelar operasi hanud. Adapun bobot kubah new Skyranger yang ditopang Panser Badak ada di kisaran 2,5 ton.

Senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield TNI AU I Sumber Foto TNI AU
Senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield TNI AU I Sumber Foto TNI AU

Bila Indonesia telah memiliki ranpur hanud taktis ini tentunya dapat dikombinasikan dengan arhanud Korps Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI AU yang telah memiliki senjata penangkis udara Oerlikon Skyshield 35mm yang bersifat statis.

Secara tampilan dan demensi pada kubah adalah Oerlikon Revolver Gun MK3 dengan Skyshield MK2 yang selama ini digunakan Kopasgat TNI AU sekilas tak ada perbedaan.

Kemampuan dari fire power keduanya pun relatif sama, yakni mengandalkan kecepatan tembak 1.000 proyektil per menit dengan jarak tembak sampai 4.000 meter. Bila kita melihat video Rheinmetall Oerlikon Skyranger, cara kerjanya seperti senapan mesin, hanya saja ini berkaliber besar 30 mm.

Indomiliter.com yang hadir dalam indodefence 2022 menerangkan bahwa pada kubah new Skyranger sudah dibekali radar AESA (Active Electronically Scanned Array), dua peluncur rudal hanud SHORAD, infrared scanner dan senapan mesin coaxial dalam kesatuan kubah.

Bagi pecinta militer pastinya akan berdecak kagum, karena disematkannya radar AESA yang begitu identik dengan radar pesawat tempur masa kini generasi 4.5 dan generasi 5 (siluman) seperti F15 EX, F-16Viper, Rafale, F-35 dan F22 Raptor.

Radar AESA, biasanya dilengkapi jammer yang dapat mengurangi akurasi pelacakan radar musuh, dan teknologinya memberikan akurasi pelacakan serta menghindari jamming dari musuh. 

Radar AESA juga cenderung bisa melacak objek lebih kecil, lebih jauh dan banyak target. Tentunya amat cocok untuk bisa melacak drone yang mengincar objek vital.

PT.Pindad merilis di website resminya Panser Badak 6x6 dioperasikan oleh 3 orang personel. Penggerak dari ranpur ini ialah mesin diesel 340 HP yang dilengkapi dengan Turbo Charger Intercooler. 

Kendaraan lapis baja ini menggunakan 6 silinder dengan transmisi otomatis 6 maju dan 1 mundur yang mampu digeber top speed 80 km/h dengan daya jelajah sejauh 600 kilometer. 

Dari aspek proteksi dari serangan musuh, panser Badak 6×6 sudah mengadopsi standar NATO STANAG 4569 Level III, atau mampu menahan impak proyektil kaliber 12,7 mm (Armor Piercing) dari jarak 30 meter.

Sejatinya Oerlikon Skyranger produk Rheinmetall Air Defence (Swiss) ini bukanlah produk asing arhanud TNI AU. Bila menoleh kebelakang pada akhir 2017, Skyranger pernah ditawarkan sebagai unsur tactical response dalam sistem hanud di Pulau Natuna. 

-----

Salam sehat Blogger Udik dari Cikeas

Bro Agan aka Andri Mastiyanto

Instagram @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun