Radar AESA, biasanya dilengkapi jammer yang dapat mengurangi akurasi pelacakan radar musuh, dan teknologinya memberikan akurasi pelacakan serta menghindari jamming dari musuh.Â
Radar AESA juga cenderung bisa melacak objek lebih kecil, lebih jauh dan banyak target. Tentunya amat cocok untuk bisa melacak drone yang mengincar objek vital.
PT.Pindad merilis di website resminya Panser Badak 6x6 dioperasikan oleh 3 orang personel. Penggerak dari ranpur ini ialah mesin diesel 340 HP yang dilengkapi dengan Turbo Charger Intercooler.Â
Kendaraan lapis baja ini menggunakan 6 silinder dengan transmisi otomatis 6 maju dan 1 mundur yang mampu digeber top speed 80 km/h dengan daya jelajah sejauh 600 kilometer.Â
Dari aspek proteksi dari serangan musuh, panser Badak 6×6 sudah mengadopsi standar NATO STANAG 4569 Level III, atau mampu menahan impak proyektil kaliber 12,7 mm (Armor Piercing) dari jarak 30 meter.
Sejatinya Oerlikon Skyranger produk Rheinmetall Air Defence (Swiss) ini bukanlah produk asing arhanud TNI AU. Bila menoleh kebelakang pada akhir 2017, Skyranger pernah ditawarkan sebagai unsur tactical response dalam sistem hanud di Pulau Natuna.Â
-----
Salam sehat Blogger Udik dari Cikeas
Bro Agan aka Andri Mastiyanto
Instagram @andrie_gan I Tiktok @andriegan I Twitter @andriegan
Â