Pada lantai tiga terdapat berbagai alat produksi pertanian yang akan digunakan di masa depan. Seperti smart farming, drone pestisida nabati ramah lingkungan yang bisa membantu para petani di masa depan untuk menyemprot sawah dengan lebih efisien dan juga teknologi pertanian modern.
Untuk gedung D terdapat area rooftop playground dengan pemandangan gunung Salak. Sedangkan di lantai 1 nya terdapat berbagai komoditas ternak, sedangkan di lantai 2 nya ada mini cinema.
_
Sejarah Museum Tanah dan PertanianÂ
Museum Tanah dan Pertanian ini beroperasi sejak 29 September 1988. Museum ini menempati gedung Hindia Belanda Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek atau Laboratorium Penelitian Agrogeologi dan Tanah, yang didirikan sekitar tahun 1905 diatas lahan 1.028 m2.
Gedung berulang kali berubah nama, pada tahun 1918 (Algemeen Profestation Voor Den Landbow) 1930 (Bodemkundig Institut), tahun 1943 (Dozyoobu / Balai Penyelidikan Tanah), tahun 2014 (Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian), tahun 2017 (Museum Tanah), dan tahun 2019 (Museum Tanah dan Pertanian).
Karena dibangun era kompeni berkuasa, itu kenapa bentuk bangunan terbilang mirip dengan museum Bank Mandiri atau Museum Bank Indonesia walaupun secara ukuran lebih kecil.
Pada tanggal 5 Desember 2017 gedung ini setelah renovasi, bertepatan dengan Hari Tanah Sedunia, Menteri Pertanian saat itu Dr. Ir. H. Andi Amran Sulaiman, M.P. meresmikan dibukanya kembali Museum Tanah dimana sebelumnya sempat mengalami penutupan.
Kemudian, Prof. Dr. Sjarifudin Baharsjah, M.Sc. (Menteri Pertanian periode 1993-1998) dan beberapa tokoh pertanian lainnya mendeklarasikan berdirinya Museum Pertanian pada tanggal 17 April 2018.