Kisahnya menitikberatkan bagaimana Nico, Khadijah dan Kamala menemukan cahaya Islam dan dibumbui kisah cinta segitiga yang saling menghalangi.
Nico digambarkan sebagai pria blasteran Indonesia-Belanda, Khadijah perempuan Belanda, dan Kamala asli Indonesia. Takdir menemukan mereka bertiga, dan menemukan cahaya Islam pada diri mereka masing-masing.
Kamala pernah ditolong memperbaiki sepeda oleh Nico, Khadijah teman dari Kemala, dan Nico secara tidak sengaja memotret Khadijah di salah-satu jalan di Amsterdam.
Pertemuan mereka bertiga terjadi ketika Khadijah membutuhkan bantuan untuk gelaran pameran seni. Khadijah meminta bantuan Kamala untuk mencarikan photografer profesional.
Kamala mempertemukan Khadijah dengan Joko yang ternyata membawa teman kerjanya Nico seorang photografer disebuah cafe. Ketiga nya akhirnya bertemu dan saling kenalan.
Nico ditanya oleh Kamala apakah dirinya yang membantu ketika sepedanya rusak di jalan ? Nico pun meng iya kan. Sedangkan Nico menjelaskan kepada Joko bahwa Khadijah menolak fotonya digunakan sebagai Cover majalah. Nantinya majalah tersebut akan diterbitkan dan dicetak dengan mengangkat tema wanita Muslimah di Eropa.
Sebelumnya Nico sempat meminta ijin kepada Khadijah di sebuah toko buku. Khadijah menolak, tapi dia memberikan syarat akan memberikan ijin foto diterbitkan bila Nico dapat menjelaskan kepada dirinya seperti apa wanita Muslim.
Dari peristiwa itu, akhirnya Nico mempelajari tentang Islam, dari membeli buku, bersilahturahmi ke pengurus masjid, dan berdiskusi dengan Ustadzah Fatimah.
Ketika berdiskusi dengan Ustadzah Fatimah, Nico bertanya "kenapa wanita muslimah harus menggunakan hijab ?"
Ustadzah fatimah mempraktekkan mengambil 2 (dua) buah permen, salah-satu permen dibuka bungkusnya dan permen satu nya tetap dibiarkan tertutup. Kemudian kedua permen itu dia genggam dan diremas. Lalu dirinya bertanya balik kepada Nico "kamu pilih yang mana ?"