Sukhoi SU-35 Super Flanker di dalam renstra memang tidak ada. Renstra alutsista udara memang buah pikiran TNI AU dan Pak Menhan yang memberi masukan.
Bahkan, Mantan Pangkogabwilhan II ini memberi bocoran kepada awak media yang diundang, tim dari F-15 EX sudah menemuinya untuk membahas rencana pengadaan pesawat tempur tersebut. Bener-bener cara menikung yang aduhai, bagaikan ketika ngebut di tikungan 10 di sirkuit Mandalika terus ada yang nyalip.
Katanya sih, Jet tempur Boeing F-15 EX Amerika Serikat sudah lama diincar Indonesia untuk memperkuat TNI AU. Mungkin itu kisah duluuuuu !!!! apa daya isi dompet nggak cukup, kali ini mungkin cukup.
Buat para pecinta dirgantara sih, pembelian F-15 EX menjadi angin segar bagi TNI AU. Bayangin F-15 yang legendaris itu bagaikan truk terbang dengan daya angkut senjata yang besar dan kecepatannya diatas mach 2.
Pengadaan F-15 EX dan Rafele dengan meninggalkan SU-35 bagi Indonesia akan memperkuat keamanan udara Indonesia. Dimana saat ini Indoensia hanya memiliki armada sekitar 72 pesawat tempur, termasuk 33 F-16 campuran model A/B dan C/D, lima Su-27, 11 Su-30 dan 23 Hawk 200.
---
Buat kalian para fans boy Rusia jangan bersedih, belum tentu ini final. Indonesia sebelumnya telah menjalin kontak dengan Rusia untuk membeli 11 unit pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia. Nilai kontrak yang disepakati Kementerian Pertahanan pada 2018 mencapai US$ 1,14 miliar.Â
Bisa jadi ini masih tarik ulur saja. Pada 2018 saja rencana membeli 11 SU-35 sebagian pembiayaan dengan menggunakan komoditi pertanian termasuk kerupuk. Semester awal 2017 Indonesia pun mendapatkan hibah 24 jet tempur F-16 type C/D walaupun TNI AU menambah biaya peningkatan agar setara F-16 type blok 52.
Apalagi pembelian 36 unit Rafale plus 8 unit F-15 terealisasi, apakah Indonesia mampu beli cash ?
Salam Hangat Andri Mastiyanto
Twitter I Instagram I Blog I mastiyan@gmail.com