Dalam minggu ini fans boy Rusia dibikin menangis mewek Bombay. Ada kumungkinan besar pembelian Sukhoi SU-35 bakal batal total. Hal ini bisa membuat para fans boy, guling-gulingan dilantai karena dambaan mereka yakni pesawat tempur heavy fighter SU-35 Super Flanker gagal diangkut.
Isu kegagalan pengadaan SU-35 Super Flanker memang dalam setahun terakhir telah merebak sejak RAPIM TNI AU 2021 yang digelar 18 Februari 2021.
Dimana pada RAPIM tersebut dalam kata sambutan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo tidak menyebutkan Sukhoi SU-35 dalam rencana pengadaan Alutsista TNI AU kedepan.
Marsekal Fadjar Prasetyo malah membuat geger dengan menyebutkan akan mengakuasisi 36 jet tempur multirole fighter Rafale dan heavy fighter F-15 seri terbaru F-15 EX sebanyak 8 unit. Tau lah bagaimana legendnya F-15 Eagle dengan rekor 100 kemenangan di udara.
Bahkan setelah kabar itu merebak, isu CAATSA disangkut pautkan dengan tidak disebutkannya SU-35 Super Flanker dalam rencana pembelian kedepan.
Sejatinya yang terdampak tidak hanya Sukhoi SU-35 Super Flanker saja, F-16 Viper dapat dikatakan tersisih dari pandangan para pengambil keputusan di Kemenham RI dan TNI AU. Hal ini bagaikan sebelum jadian udah ada yang nikung duluan....sedih....
Kegagalan Sukhoi SU-35 Super Flangker dipertegas kembali oleh Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat berbincang dengan media massa pada acara Press Tour dan Media Gathering, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu, 22 Desember 2021.
Dikutip dari Antara, "Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu karena kan kembali lagi dari awal kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran," jelas Fadjar Prasetyo.
Berarti terkait penjelasan tersebut rencana pembelian Sukhoi Su-35 Super Flanker akan ditinggalkan. Ini akan bakal bikin shock para fansboy Rusia....lap mana lap....
Menurut KASAU, bahwa Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto telah memberikan penjelasan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas mengenai anggaran pengadaan pesawat tempur yang akan digunakan hingga 30-40 tahun ke depan.Â