Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Saru dan Ora Elok, Ajaran Perilaku Orang Jawa yang Mulai Terkikis

9 September 2021   22:11 Diperbarui: 10 September 2021   14:31 1699
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saru melarang Orang Jawa menyebut alat kelamin atau sesuatu yang berhubungan dengan sexual I Sumber Foto : Canva

Bahasa memiliki peranan sebagai alat untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Hampir tidak ada kegiatan manusia modern yang berlangsung tanpa penggunaan bahasa.

Bahasa amat diperlukan dalam berbagai hal yang bertujuan memudahkan masyarakat dalam berinteraksi dengan sesama manusia.

Sebagai alat komunikasi verbal, bahasa juga digunakan sebagai sarana yang berfungsi sebagai media penyampai keinginan, gagasan, emosi, dan kehendak dari seseorang kepada manusia lainnya.

Dalam penggunaan Bahasa saat berkomunikasi dengan orang lain terdapat kata atau rangkaian kata yang memiliki makna. Saru dan Ora-Elok merupakan sebuah kata atau rangkaian kata yang memiliki pesan positif bagi Orang Jawa dan keturunannya.

Keduanya menjadi pengingat bagi Orang Jawa untuk berprilaku baik dari sisi kesopanan maupun menghormati hak orang lain. Namun, kedua kata ini saat ini mulai terkikis dengan budaya baru di era ini.

Pembelajaran hidup dari Almarhum Bapak dan Ibu masih berusaha daku (saya) coba pertahankan ialah tidak melanggar Saru dan Ora-Elok. Walupun kenyataannya dalam beberapa situasi, daku pun terpeleset melanggar Saru dan Ora Elok di era saat ini yang bercanda kebablasan.

Saru bagi Orang Jawa - No is No - karena tabu I Sumber Foto : Canva
Saru bagi Orang Jawa - No is No - karena tabu I Sumber Foto : Canva

Orang Jawa memandang pengertian Saru mengenai hal-hal tabu untuk dilakukan atau diucapkan. Kata saru sebagai ungkapan yang singkat atau perumpamaan terhadap makna yang luas. Saru lebih dekat dengan pelarangan terhadap tindakan atau ucapan yang mengarah pada seksual.

Kata saru disebutkan dengan mengingatkan orang lain jika terdengar tidak pantas, misal dengan menyebut alat kelamin atau sesuatu yang berhubungan dengan seksual. Bercanda yang menyerempet seksual entah kenapa seperti umum kita dengar di kota-kota besar.

Saru diajarkan oleh Orang Tua Jawa sebagai pendidikan sex I Sumber Foto : Canva
Saru diajarkan oleh Orang Tua Jawa sebagai pendidikan sex I Sumber Foto : Canva

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun