*(SPOILER ALERT) blogpost ini mengandung bocoran film The East yang mungkin buat kalian yang belum nonton akan berucap "tega amat lu gan"
Raymond Westerling siapa yang pernah sekolah di Indonesia yang tidak kenal sosok ini ? Pria ini ditonjolkan di buku wajib pelajaran sejarah dibandingkan dengan Gubenur Jenderal Belanda di era 1945 s/d 1949.Â
Dia adalah seorang komandan pasukan khusus Belanda baret hijau yang pernah memimpin sebuah misi khusus di Sulawesi Selatan. Raymond Westerling yang lebih dikenal dengan sebutan Westerling awalnya dikenal dengan sebutan Ratu Adil, kemudian berubah menjadi seorang yang bengis dan tak kenal ampun. Bahkan dirinya seperti tidak punya hati, dengan mudahnya ia membantai penduduk Indonesia.Â
Cerita kekejaman Westerling itu dibingkai dalam sebuah film besutan Belanda berjudul The East, dimana dalam Bahasa Belanda berjudul De Oost. Bagi Netizen yang ingin tau seperti apa kebengisan Westerling dapat menyaksikannya dalam platform Mola TV sejak 7 Agustus 2021.
Film The East dibuat dari sudut pandang Belanda, jadi jangan berharap penggambaran pejuang Indonesia yang patriotik. Film ini terlihat sekali sudut pandang mereka, kenapa mereka kembali ke Indonesia ? karena untuk membebaskan Hindia (Indonesia) dari penjajahan Jepang. Amerika aja jadi super heroes di perang Vietnam !
Sosok Westerling dalam film ini bukan sebagai pemeran utama, yang menjadi lakon utama adalah seorang pemuda bernama Johan de Vries. Ia merupakan seorang pemuda yang  memutuskan untuk bergabung dengan militer Belanda. Ia pun akhirnya menjadi anak buah Westerling.
De Vries ditempatkan di Hindia (Indonesia) dan ditugaskan disebuah markas di Semarang. Suatu hari, de Vries terlibat adu mulut dengan sisa-sisa serdadu Jepang yang merampas barang milik penduduk Indonesia. Hatinya tergerak untuk mencegah perampasan barang milik warga tersebut.
Ketika kondisi makin panas, tiba-tiba seorang tentara Belanda menggunakan jeep datang lalu memukul serdadu Jepang itu hingga jatuh. Kemudian menodongkan pistol kearah komandan serdadu Jepang, tentara tersebut adalah Raymond Westerling. Pada masa-masa saat di Semarang julukan Ratu Adil disandang Westerling karena tidak enggan membantu rakyat Indonesia.
Sejak peristiwa itu, de Vries mengagumi Westerling dan mencari tau sosoknya. Pada sebuah kejadian, seorang sosok pria paruh baya Indonesia yang diperankan oleh Lukman Sardi mengadu ke markas Belanda di Semarang tempat de Vries bertugas. Ia mengadu bahwa anak dan istrinya disekap pejuang Indonesia.
Namun, pemimpin satuan de Vries tak mendengarkannya aduan warga Indonesia tersebut. Akhirnya de Vries menuju rumah Westerling dan mengadukannya pada Westerling. Berujung mereka melakukan operasi senyap membebaskan puteri dan istri warga Indonesia tersebut.
Pada masa-masa agresi militer Belanda, pimpinan tentara Belanda melihat geliat perjuangan rakyat Indonesia masih membara, termasuk di Sulawesi.Â
Westerling pun ditunjuk untuk memimpin satuan khusus, salah satu tentara adalah de Vries. Sulawesi menjadi tempat penugasan Westerling dan de Vries.
Sulawesi menjadi tempat kebengisan Westerling. Ia memburu pejuang Indonesia sampai pelosok desa dan membantai rakyat Indonesia dengan keji. Tanpa pengadilan dan dengan seenak hati orang-orang Indonesia ditembak. Termasuk de Vries sempat menjadi eksekutor.
Melihat prilaku Westerling yang biadab batin de Vries menolak, kata hatinya berbicara merasa apa yang dilakukan Westerling sudah melebihi batas. Ia pun melawan perintah Westerling.
Film ini dibuat oleh insan perfilman Belanda, tentunya hal ini dapat dianggap sebagai pengakuan jika Belanda pernah melakukan kekejaman terhadap orang-orang Indonesia.
Pro dan kontra film The East akan terjadi. Apalagi penggambaran pejuang Indonesia sebagai perusuh, tapi mau bagaimana karena yang membuat Film ini dari pihak yang kalah ! eeehhh maaf sangat yaks the orange.
Terlepas dari pro dan kontra di Indonesia maupun di Belanda, yang jelas film ini merupakan film fiksi, ini bukan film biopik atau dokumenter yang jalan ceritanya asli 100 persen. Memang film ini mengambil tokohnya dari seseorang yang nyata.Â
Tokoh de Vries merupakan tokoh fiktif. Namun, penggambaran Raymond Westerling bisa dikatakan mendekati sosok aslinya bila kita baca di buku sejarah. Pembuat film ini, Jim Taihuttu dan tim melakukan riset selama empat tahun untuk film ini.
Film ini terbilang langka, film besutan luar negeri yang bercerita tentang masa-masa Indonesia periode 1945 s/d 1949. Film seperti Film The East yang buatan sineas luar negeri memang amat sulit ditemukan, apalagi yang merujuk pada sosok asli.
Film The East memberikan dua alur dengan cerita yang maju mundur. Terdapat penggambaran ketika de Vries berada bertugas di Indonesia, dan ketika de Vries memperjuangkan kehidupannya di Belanda. Film ini seperti menggambarkan veteran pasukan Belanda saat agresi militer di indonesia yang mendapatkan perlakuan sama dengan tentara veteran perang Vietnam.
Bagaimana penggambaran pejuang Indonseia dalam film ini ? Apa yang dilakukan Westerling kepada de Vries setelah membangkang ? bagaimana perlakuan warga Eropa kepada mantan tentara Belanda ? Bagaiamana akhir hidup dari Westerling ? Siapa saja Aktor dan Aktris Indonesia yang terlibat dalam film ini ?Â
Itu semua bisa Anda dapatkan gambarannya setelah menontonnya. Jadi buat kamu yang penasaran dengan film ini, The East atau De Oost jangan lupa berburu di mbah google atau layanan video streaming berbayar.
 ---
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I Email: mastiyan@gmail.com
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H