Bandung dikenal dengan sebutan kota kembang. Kota ini merupakan destinasi wisata populer bagi pelancong dalam dan luar negeri. Daya tarik Bandung dari suhu yang sejuk, destinasi wisata yang beragam, distro, kuliner dan seni budayanya.
Sebagai destinasi wisata favorit tentunya Bandung wajib menjaga kebersihan dan kenyaman kota. Berbagai upaya telah dilakukan dengan menjadikan Bandung sebagai Smart City dan mewujudkan Kota Cerdas Pangan.
Pada 31 Maret 2021, Kota Bandung mendapatkan peringkat 28 dari 50 Smart City Government 2020-2021 dunia. Penilaian tersebut berdasarkan hasil studi dari Eden Strategy Institute, sebuah firma konsultan strategi yang berkantor di Singapura.
Kota yang terpilih dinilai dari pengembangan kota yang menekankan pada peran pemerintah kota sebagai pendorong utama pengembangan konsep smart city.
Selain itu penilaian melihat dari penerapan solusi teknologi, strategi, kepemimpinan, fokus SDM, kebijakan, ekosistem, insentif, dan keberhasilan dan efektivitas teknologi yang diterapkan.
Mungkin banyak pihak sudah mengetahui konsep smart city, tapi apakah masyarakat mengetahui konsep tentang Kota Cerdas Pangan yang sedang digaungkan oleh Pemerintah Kota Bandung ?
Kota Cerdas Pangan atau Food Smart City adalah kota yang mampu menyeimbangkan antara produksi pangan dengan kebutuhan pangan penduduknya, mampu mengatasi masalah yang berhubungan dengan kualitas bahan pangan, serta mengatasi masalah lingkungan yang berhubungan dengan tingkat produksi bahan pangan dalam kota tersebut (Rikolto, 2017).
Bandung Food Smart City mengusung tagline "Save the food! : We are in a mission to make the world a better place for everyone by reducing the food waste"
Bila tagline ini dialih bahasa dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan 'Simpan makanan jangan dibuang sia-sia! : Kami memiliki misi untuk menjadikan dunia tempat yang lebih baik bagi semua orang dengan mengurangi sampah makanan'.
Mewujudkan Bandung Food Smart City dalam rangka untuk menyadarkan masyarakat terntang bahaya sampah sisa makanan (food waste). Tim Bandung Food Smart City melakukan beberapa program kerja yang sudah dan sedang dijalankan guna terus memberikan penyadaran terhadap masyarakat pentingnya bebas sampah makanan.
"Wahai anak-anak Adam! Percantiklah dirimu untuk setiap tindakan ibadah, makan dan minum dengan bebas, tetapi jangan sia-siakan: sesungguhnya, Dia tidak mencintai yang boros" Al-Qur'an, Al A'raf (7:31)
Bandung Food Smart City merupakan gerakan bersama dari berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah Kota Bandung, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, pengusaha, dan berbagai komunitas yang memiliki kepedulian terhadap masalah produksi dan komsumsi pangan yang bertanggung jawab untuk keberlanjutan Bumi.
Kota Cerdas Pangan Bandung pada dasarnya dilatarbelakngi oleh suatu keprihatinan terhadap kondisi pangan yang terjadi saat ini ( food waste ) dan pada masa yang akan datang. Sampah makanan yang makin menggunung namun disisi lain masalah kelaparan, kemiskinan, stunting, dan krisis pangan adalah sebuah ironi dan fakta yang ada didepan mata kita.
Sementara Economist Intellegence Unit menyatakan bahwa Indonesia merupakan produsen sampah makanan terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi (Jakarta Globe 2017).
Terdapat 13 juta ton makanan yang terbuang di Indonesia setiap tahun (Smulder, 2016). Bila disetarakan seberat 500 kali berat Monumen Nasional (Monas). Andaikata dapat diselamatkan, tentunya dapat memberikan pangan bagi 28 juta orang.
Dari data yang dihimpun Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung hingga Oktober 2020, diketahui rata-rata terdapat 1.332 ton sampah per hari yang dibuang ke TPA. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan 2019.
Sebagian besar sampah Bandung merupakan sampah organik sebesar 63% atau sekitar 839 ton. Jumlah yang luar biasa besar dan tentunya akan ada dampak yang timbul dari sampah organik ini.
Kota Bandung sebagai kota parawisata tentunya mendapatkan pendapatan dari sektor kuliner yang menyokong pendapatan asli daerah. Pertumbuhan ekonomi Kota Bandung disumbang oleh UMKM sebesar 60% . Food waste yang berasal dari komsumsi produk UMKM dan usaha fast food tidak bisa dipungkiri menyumbang sampah organik ini.
Jadi bagaimana Bandung melaksanakan program menjadi Kota Cerdas Pangan ?
Bandung demi mewujudkan sebagai Kota Cerdas Pangan dengan menjadi anggota Milan Urban Food Policy PACT yang pertama di Asia tenggara. Demi menjadikan Bandung Food Smart City, Pemerintah Kota Bandung juga berkerjasama dengan Rikolto Indonesia melakukan gerakan bersama untuk mewujudkan impian tersebut.
Adapun beberapa program kerja demi mewujudkan Bandung Food Smart City sebagai berikut ;
..
1. Kebijakan dan Pendekatan Pengurangan Sampah di Kota Bandung
Kota Bandung sebagai salah-satu smart city di Indonesia dapat menjadi pelopor pengembangan Kota Cerdas Pangan. Upaya pertama Bandung dengan menggagas Focus Group Discussion pada tanggal 15 November 2018 yang melibatkan berbagai pemangku kebijakan yang terlibat di bidang pangan Kota Bandung.
Kegiatan ini memberikan pemahaman tentang bagaimana pemangku kebijakan dapat melakukan upaya kebijakan pengurangan sampah pangan. Setiap kebijakan dan pendekatan yang diterapkan oleh para pemangku kebijakan diharapkan dapat berkontribusi terhadap berkurangnya sampah makanan, sehingga secara agregat akan berkontribusi atas terciptanya ketahanan pangan Indonesia.
Pada masa pandemi ini ketahanan pangan sangat penting untuk membantu masyarakat yang terdampak, baik disektor kesehatan maupun disektor ekonomi.
Masyarakat dapat mewujudkan gaya hidup minim sampah makanan dengan mendonasikan sebagian uangnya untuk dikonversikan menjadi makanan, sekaligus membantu UMKM disektor makanan dengan membeli produknya, guna meningkatkan kembali roda perekonomian.
Kota Bandung turut mensosialisasikan dan membudayakan waste recovery terutama oleh produsen pangan agar limbah sisa makanan dapat bermanfaat kembali. Salah satu contoh best practice yang ada di Kota Bandung adalah Hotel Grand Tjokro.
..
2. Riset Terkait Pangan di Kota Bandung
Mewujudkan Bandung Food Smart City tentunya tidak hanya berdasarkan pemikiran tanpa data dan penelitian (riset). Keberhasilan di tempat lain belum tentu berhasil diterapkan di Kota Bandung, untuk itu riset merupakan hal yang penting.
Adapun hasil riset beberapa diantaranya ; riset perlakuan terhadap makanan sisa layak makan, data riset persepsi dan perilaku masyarakat terkait dengan sampah pangan, riset pengolahan sisa makanan di tingkat produsen pangan seperti hotel dan restoran, riset terkait urban farming, riset value chain, dan ECO labeling
..
3. Kegiatan Penyadaran Masyarakat Terkait Masalah Pangan di Kota bandung
Tim Bandung Food Smart City melakukan kampanye dan edukasi secara nyata melibatkan masyarakat, peserta didik dan mahasiswa. Kampanye dan edukasi food waste awareness juga dilakukan melalui game online 'Earth Initiative' berbasis IOS untuk anak-anak sekolah.
Game online ini mengedukasi masyarakat bagaimana pentingnya untuk tidak membuang makanan yang masih layak makan. Permainan internet ini juga memberikan gambaran bagi anak-anak bahwa masalah sampah makanan akan mempengaruhi kehidupan mereka saat dewasa.
Selain game online, Pemerintah Kota Bandung memberikan layanan informasi mengenai Bandung Food Smart City di sosial media baik di Facebook Fanpage (bandung food smart city), Twitter (@bdgcerdaspangan), Instagram (@bandungfoodsmartcity) dan Youtube (bandungfoodsmartcity). Pemerintah Kota Bandung juga menyediakan website www.bandungfoodsmartcity.org .
..
4. Food Racing Gamifikasi dan Kompetisi Mengenai Sampah Pangan
Upaya tim Bandung Food Smart City mengedukasi anak sekolah dengan membuat kegiatan games tatap muka yang diberi nama “Food Racing”. Sasaran dari food racing ini adalah anak Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA)
Kegiatan ini telah dilaksanakan ke beberapa sekolah di kota Bandung yaitu : SMAK BPPK, SMP N 2 Bandung dan SMA Trinitas dengan jumlah audiens rata-rata melebihi 300 anak.
Selain itu agar meningkatkan minat dan pemahaman anak-anak sekolah, tim Bandung Food Smart City menyelenggarakan beragam kompetisi yakni lomba menulis artikel ilmiah populer tingkat SMP/SMA sederajat (oktober 2019), video lomba jingle lagu tingkat SMP/SMA sederajat (oktober 2019), dan lomba blog bagi masyarakat umum ( April 2021).
..
5. Membudayakan Urban Farming Menjamin Ketahanan Pangan Kota Bandung
Menjaga ketahanan pangan Kota Bandung juga merupakan hal yang penting. Untuk mejamin ketahanan pangan, tim Bandung Food Smart City berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk mensosialisasikan kegiatan urban farming.
Hadirnya urban faming tentunya dapat meningkatkan pemasukan masyarakat. Tidak hanya dari sisi finansial, urban farming dapat menjadi trauma healing, melatih kepekaan rasa dan menguatkan interaksi sosial.
Urban farming dapat membuat masyarakat menghargai proses sehingga tidak mudah menyisakan makanan. Pertanian kota ini juga menciptakan agen perubahan dan lapangan kerja.
Kegiatan bertani di lahan terbatas ini dapat menjadi jalan memenuhi tujuan ke 12 SDGs (Sustainable Development Goals) yaitu, mereduksi sisa makanan dan memastikan bahwa setiap orang sadar gaya hidup yang berkelanjutan secara harmonis dengan alam.
..
Program Bandung Food Smart City langkah yang baik untuk menyadarkan masyarakat Bandung agar tidak membuang makanan yang masih layak dan menciptakan lapangan kerja serta ketahanan pangan. Apa yang dilakukan Kota Bandung ini ada baiknya dapat ditiru oleh kota-kota lain di Indonesia.
Save The Food, Ambil-Makan-Habiskan
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email: mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H