Mohon tunggu...
Andri Mastiyanto
Andri Mastiyanto Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Penyuluh Kesehatan

Kompasianer Of the Year 2022, 105 x Prestasi Digital Competition (70 writing competition, 25 Instagram Competition, 9 Twitter Competition, 1 Short Video Competition), Blogger terpilih Writingthon 2020, Best Story Telling Danone Blogger Academy 2, Best Member Backpacker Jakarta 2014, ASN, Email : mastiyan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

F-16 Viper Gagal Dibeli Indonesia, Ini Alasannya

12 Maret 2021   06:10 Diperbarui: 12 Maret 2021   18:06 5547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Deskripsi ; F-16 Fighting falcon I Sumber Foto: pixabay

Kebutuhan utama TNI AU sepertinya menghadirkan Heavy Fighter alias penempur kelas berat sebagai bagian diplomasi daya getar bagi kawasan. Itu kenapa pada tahun 2018 terjadi kesepakatan pembelian 11 unit Sukhoi SU-35 Flanker E. 

Deskripsi : F15 ex I Sumber Foto: Boeing defense
Deskripsi : F15 ex I Sumber Foto: Boeing defense
Tapi akhirnya karena isu Undang-Undang Countering American Advisories Through Sanctions Act (CAATSA) kemunculan Sukhoi SU 35 di langit Indonesia hanya impian. Untuk mengisi kekosongan jet tempur Heavy Fighter generasi 4.5  akhirnya Indonesia akan mengakuisisi jet tempur F-15 EX dan Desault Rafale.

Perubahan strategi politik pertahanan dan krisis Laut Natuna Utara berimbas pula pada perubahan pembelian Alutsista.  F-16 Viper yang merupakan jet tempur kelas Medium Fighter dengan single engine berdampak tidak disebutkan dalam hasil Rapim TNI. 

_

4. Rafale Terdengar Lebih Mumpuni dari F-16 Viper

Heboh! pesawat tempur yang akan diakuisisi TNI AU dalam Rapim TNI hanya disebutkan 8 jet tempur F-15 EX dan 36 jet tempur Desault Rafale. Kok bisa? padahal tahun 2018 dan 2019 sang burung besi F-16 Viper masih santer akan dimiliki oleh Indonesia walaupun di saat itu 11 unit Su-35 Super Flanker termasuk juga yang akan dibeli.

Semenjak Pak Prabowo sebagai Kemenhan RI, peta pembelian Alutsista berubah. Menhan RI melakukan diplomasi pertahanan ke beberapa negara baik kepada USA, Rusia, China, Turki, Perancis dan India.

Dikutip dari jakartagreater.com (DI SINI) Militer India mengklaim bahwa 1 jet tempur Rafale India dapat mengalahkan 2 jet tempur F-16 Pakistan. Rafale merupakan jet tempur yang canggih dan termasuk yang termahal.

Rafale dikategorikan pesawat tempur serbaguna 'omnirole' generasi ke-4,5, double engine dan sayap delta, bisa berpangkalan berkecepatan maksimum 1.912 km per jam (1,8 Mach),jarak jelajah 3.700 km dan dibanderol sekitar 142,3 juta Euro (sekitar Rp2,4 triliun) atau termahal dibandingkan saingannya F-15 EX, F-16 Viper, Sukhoi SU-35 atau JAS 39 Gripen.

Deskripsi : jet tempur Desault Rafale I Sumber Foto: Boris Horvat
Deskripsi : jet tempur Desault Rafale I Sumber Foto: Boris Horvat
Jet tempur Rafale dilengkapi dengan helmet-mounted display buatan Israel, radar warning receivers, low band jammers, rekaman data penerbangan 10 jam, dan sistem pencarian dan pelacakan infra merah.

Rafale dilengkapi berbagai macam senjata dan dirancang untuk melakukan dominasi udara, pengintaian udara, dukungan serangan darat, serangan udara jarak dekat, serangan anti-kapal dan misi pencegahan nuklir. Rafale disebut sebagai pesawat tempur "omnirole" oleh pabrikannya, Dassault Aviation.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun