"ilmu itu bagaikan hasil panen / buruan di dalam karung, menulis adalah ikatannya"
-Imam Syafi'i
Tahun 2020 menjadi tahun yang penting bagi pecinta sejarah karena dilakukannya ekskavasi situs Kumitir. Berdasarkan hasil ekskavasi yang dilaksanakan pada Agustus hingga September 2020, Situs Kumitir diinterpretasikan sebagai bangunan talud (dinding penahan tanah yang ditinggikan) dengan panjang 318 dan lebar 197 meter.
Situs Kumitir diduga sebagai tempat pendharmaan Mahesa Cempaka, kakek dari pendiri Kerajaan Majapahit, Raden Wijaya. Tempat pendarmaan ini berada didalam dinding talud yang diperkirakan areanya seluas 6 hektar.
Lokasi bersejarah ini ditemukan di area persawahan dan kawasan pembuatan bata merah milik warga, di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Mojokerto pada 19 Juni 2020. Awalnya, benda purbakala yang ditemukan terdiri dari tumpukan batu bata kuno yang membentuk struktur dinding bangunan memanjang 21 meter. Bahkan diawal diperkirakan merupakan dinding tembok istana yang kemudian ternyata talud.
Nama Kumitir (Kumeper), disebutkan dalam beberapa naskah kuno, Negarakertagama, Pararaton, dan Kidung Wargasari. Kumeper disebut dalam naskah Negarakertagama sebagai tempat pendharmaan bagi Mahesa Cempaka, Raja Singasari yang meninggal pada 1280 Masehi. Tapi apakah situs Kumitir itu Kumeper ?
Posisi Keraton Majapahit diperkirakan oleh arkeolog tidak terlalu jauh dari bangunan pendarmaan Mahesa Cempaka di Kumeper yang merupakan batas kota radja Majapahit sisi timur. Jadi, penemuan situs ini begitu penting untuk menemukan lokasi yang tepat dimana Istana Majapahit.
Dalam Negarakertagama, tempat pendarmaan di Kumeper ini disebutkan pernah dikunjungi Maha Patih Majapahit (Wilwatikta), Gajah Mada. Naskah kuno Negarakertagama merupakan tulisan dari Mpu Prapanca yang begitu terkenal bahkan masuk dalam buku pelajaran sejarah anak sekolah.
Ternyata Anda bisa seperti Mpu Prapanca, bagaimana caranya? ya dengan menulis.
Kota radja Majapahit seperti apa dapat diketahui dari tulisan Mpu Prapanca di Negarakertagama. Kitab karya Mpu Prapanca ini banyak menceritakan tentang kejayaan Kerajaan Majapahit, silsilah raja-raja Majapahit, candi makam raja, keadaaan kota raja, upacara Sradha, wilayah kerajaan Majapahit, maupun negara-negara bawahan Majapahit.
Kebesaran dan keadaan kota radja Majapahit tidak akan terungkap dan hanya akan menjadi dongeng bila Mpu Prapanca tidak menuliskan di Negarakertagama. Mpu Prapanca menuliskan keberadaan Majapahit semasa jayanya.
Hal tersebut yang memperkuat para ahli sejarah menjadikan tulisan Mpu Prapanca sebagai pegangan sejarah, karena tulisannya semasa (diwaktu yang sama) dimana Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Sri Rajasanagara (Hayam Wuruk) di tahun saka 1287 atau 1365 M.
"catatlah peristiwa penting apa yang kau lihat hari ini, karena semenit kemudian sudah menjadi sejarah"
- Andri Mastiyanto
Kita bisa mengambil pelajaran dari Mpu Prapanca agar kita sebaiknya menuliskan apa yang pernah kita lihat dan saksikan dengan kedua bola mata kita, mencium aroma dari kedua lubang hidung dan mendengar dari kedua telinga.
Bisa jadi, daerah yang pernah kita kunjungi akan hilang ditelan jaman dan masa. Sebagai contohnya ialah kebesaran kota radja Majapahit dan Kota Banten Lama yang disebutkan sebagai kota pelabuhan penting di Asia abad ke 16 dan 17.
Baca juga: Klinik Asiki Papua Meningkatkan Derajat Kesehatan Warga Pedalaman
Tulisan pada saat kita publish mungkin dianggap tidak berguna, tapi bisa jadi pada beberapa tahun, puluhan tahun, ratusan tahun, bahkan abad menjadi pegangan bagi para sejarawan untuk mengetahui jejak dari sebuah kawasan / daerah / tempat. Apa yang kita tulis mungkin saja dijadikan patokan hari lahir dari sebuah kota, semisal Atlantis.
Bagi para traveler jangan malu untuk menuliskan jejak kalian saat traveling. Tidak hanya traveler, Anda yang pernah mengunjungi daerah tertentu dapat upload foto dengan caption (keterangan gambar) di sosial media atau kalian tuliskan di word dan simpan.
Banyak pelancong yang acapkali traveling ke destinasi wisata karena melihat foto-foto dengan keterangan gambar dari teman-teman nya di sosial media. Apa yang kalian lakukan akan saat berarti bagi suatu daerah untuk maju dalam sektor pariwisata.
"yang dianggap Narsis, Alay, Pencitraan dan Lebay yang Kita tulis / upload, bisa jadi itu amat bermanfaat bagi orang lain"
Mungkin saja ada yang berkata ,narsis, pencitraan, alay, biarkan saja karena apa yang kita lakukan bisa menjadi ladang amal bagi kita. Ketika suatu daerah menjadi maju di sektor pariwisata dari tulisan kita dan kemudian warga menerima manfaat itu nilainya tidak terhitung termasuk amalnya.
Selain Mpu Prapanca ada juga Kartini yang lebih kita kenal dengan sebutan Ibu Kita Kartini. Pemikiran yang dituliskan Ibu Kartini menembus jaman dan bangsa. Ibu Kartini begitu dikenal oleh masyarakat Indonesia dan Belanda karena buku 'Habis Gelap Terbitlah terang'.
Tanpa mengenyampingkan jasa beliau memberikan pendidikan bagi anak-anak wanita di Jepara, Ibu Kartini dikenal karena pemikirannya. Beliau menjadi perbincangan karena kumpulan surat-surat Raden Ajeng Kartini yang terkenal yang berjudul “Door Duistermis tox Licht, (Habis Gelap Terbitlah Terang)"
Surat-surat yang dituliskan kepada sahabat-sahabatnya di negeri Belanda itu kemudian menjadi bukti betapa besarnya keinginan dari seorang Kartini untuk melepaskan kaumnya dari diskriminasi yang sudah membudaya pada zamannya.
Pemikirannya yang dituliskan itu merubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan Jawa pada saat itu. Buku dari kumpulan surat itu menjadi pedorong semangat para wanita Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya.
Tidak hanya itu saja, beliau juga menjadi inspirasi bagi tokoh kebangkitan nasional Indonesia tidak hanya wanita. Salah-satu sosok Pria membuatkan lagu bagi pahlawan wanita ini, lagu itu berjudul Ibu Kita Kartini, pria itu W.R Soepratman.
“Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”― Pramoedya Ananta Toer
Ibu Kita Kartini mungkin tidak berpikiran ketika mengirimkan surat kepada teman-temannya di Belanda akan menjadi simbol perjuangan emansipasi wanita setelah dirinya berpulang. Ternyata pemikiran Kartini melewati zaman dan era nya, bisa jadi ada sosok-sosok lain tetapi mereka tidak menuliskan pemikirannya.
Apa yang Mpu Prapanca dan Ibu Kita Kartini bisa kita ikuti , dengan menuliskan apa yang kita saksikan atau pemikiran kita. Tulisan kita mungkin saja belum dirasakan manfaatnya hari ini, tapi bisa jadi akan bermanfaat tahun depan, puluhan tahun depan, ratusan tahun bahkan seabad kemudian.
Menulislah sesuai kata-kata yang Anda punya, Mpu Prapanca menulis dengan kata-kata hiperbola ketika menyebutkan Hayam Wuruk yang mungkin saat ini dibilang lebay. Tulisan surat Ibu Kita Kartini bisa jadi tidak sesuai KBBI ketika ditujukan kepada teman-temannya. Mulai saja terlebih dahulu, kualitas tulisan akan menyusul.
----
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email: mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H