"Saya tidak menyangka, di daerah terpencil ada klinik besar (Klinik Asiki) dengan fasilitas yang setara dengan puskesmas di kota besar," ujar dr. Anurman Huda,MM.,AAK selaku Deputi BPJS Divisi Regional XII Papua-Papua Barat saat menilai Klinik Asiki (2018)
Klinik yang saya tuliskan ini merupakan contoh nyata bagaimana pelaku usaha yang berinvestasi di daerah dapat berperan aktif menjaga kesehatan yang Baik Untuk Sesama dan mengangkat derajat kesehatan warga disekitar lokasi usaha di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Bila kita menilik masa kepemimpinan pemerintahan Presiden Joko Widodo begitu memberikan perhatian khusus untuk membangun daerah-daerah pinggiran yang selama ini tertinggal yang memiliki predikat kawasan 3T yang sejalan dengan butir ketiga Nawa Cita.
Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat mempertanyakan peran Pemerintah membangun daerah 3T, tetapi mereka tidak mau memberi solusi dan ikut terlibat. Fasilitas dan Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan memang cukup terbatas di daerah-daerah terpencil tidak hanya di daerah 3T.
Pelaku Usaha Bisa Berperan Membangun Daerah tertinggal, terdepan, dan terluar ( 3T ).
Untuk itu perlunya kita memberi apresiasi bagi masyarakat/pelaku usaha yang mau ikut membantu dan memberi solusi bagi pembangunan kawasan 3T yang menjadi terasnya Indonesia. Karena hal ini bisa memberi contoh bagi pelaku usaha lainnya untuk melakukan hal yang sama yakni menjaga kesehatan yang Baik Untuk Sesama.
Program Pemerintah berusaha mewujudkan Nawa Cita dimana mengajak pelaku usaha untuk berinvestasi di daerah perbatasan. Dengan meningkatnya investasi maka diharapkan sejalan dengan pembangunan daerah tersebut.
Pemerintah menginginkan pelaku usaha tidak hanya berinvestasi dari sisi ekonomi saja, juga diharapkan membangun fasilitas kesehatan di 3T. Salah-satu pelaku usaha tersebut yang tergerak membangun fasilitas kesehatan di daerah 3T ialah Korindo Group dengan unit bisnis PT.Tunas Sawa Erma (TSE).
Korindo Group bersama KOICA (Korea International Cooperation Agency) menghadirkan klinik modern bernama Klinik Asiki Papua yang berlokasi di Kabupaten Boven Digoel, Provinsi Papua. Daerah ini merupakan salah satu daerah paling timur, sekaligus berbatasan langsung dengan negara tetangga Indonesia, Papua Nugini.
Public Relations Manager Korindo Group Yulian Mohammad Riza mengatakan, hadirnya Klinik Asiki merupakan bentuk dukungan membangun Indonesia dari pinggiran. tentunya ini sesuai dengan Nawa Cita Presiden RI Joko Widodo.
“Lewat Klinik Asiki, kami berharap dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat di Boven Digoel,” ujar Yulian Mohammad Riza dalam keterangannya kepada korindo news, Kamis (12/9/2019)
Gedung Klinik Asiki dibangun seluas 1.100m2, klinik ini memiliki fasilitas cukup lengkap seperti ruang rawat jalan, rawat inap, ruang bersalin, perawatan bayi/perinatologi, IGD, ruang bedah minor, USG, farmasi, dan fasilitas lainnya hingga penyediaan kendaraan ambulans.
Permasalahan bagi kawasan 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) termasuk di pedalaman Papua salah-satunya adalah masalah pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Untuk itu pentingnya peran pelaku usaha untuk memenuhinya, contohnya pada Klinik Asiki.
Hal ini bukan tanpa sebab, karena tidak terlepas dari keterbatasan Pemerintah dalam peningkatan jangkauan dan perluasan pelayanan kesehatan, termasuk pembangunan kesehatan di daerah-daerah 3T. Luas nya wilayah Indonesia dan pendapatan negara dalam membangun infrastruktur kesehatan masih belum mampu menyediakan fasilitas kesehatan yang merata.
Dilansir dari korindo news, upaya penurunan nilai AKI dan bayi baru lahir menjadi salah-satu dari delapan program Klinik Asiki. Tim medis turun langsung ke lapangan dalam menangani kasus ini melalui pelayanan kesehatan ibu, balita dan keluarga berencana (KB).
Ke-8 program Klinik Asiki adalah menurunkan angka kematian ibu hamil, ibu melahirkan dan bayi baru lahir melalui peningkatan pelayanan kesehatan ibu, balita dan Keluarga Berencana (KB), kemudian perbaikan status gizi masyarakat.
Selanjutnya, pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan, pengembangan Sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan.
Penyebab tingginya kasus AKI di wilayah tersebut karena faktor buadaya yang turun menurun. Sejak dulu masyarakat selalu percaya bahwa tempat terbaik untuk melahirkan yaitu di befak (tenda) ataupun didalam hutan dibandingkan di tempat lain.
Para tim medis melakukan upaya promotif kesehatan dari kampung ke kampung dengan mengajak dan menghimbau masyarakat agar mereka bersedia melahirkan di klinik / fasilitas kesehatan dengan fasilitas yang lengkap seperti Klinik Asiki.
Dalam edukasi nya tim medis menyadarkan warga bahwa melahirkan di tengah hutan yang tidak steril akan membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang dilahirkan. Pemikiran seperti ini yang ditanamkan kepada para keluarga disana agar bersedia melahirkan di Klinik Asiki yang memiliki fasilitas dan SDM kesehatan yang lengkap.
Tidak hanya penurunan AKI dan kematian bayi baru lahir, Klinik Asiki pun berperan dalam penurunan kasus gizi buruk di Kabupaten Asmat, Papua, salah-satunya di Kabupaten Boven Digoel.
Klinik ini juga memberikan bantuan dan penyuluhan secara intensif, dimana kasus gizi buruk akhirnya cepat ditangani. Aksi promotif dan preventif kesehatan tersebut dirasakan oleh warga dan terasa dampaknya.
Karlus Anggitume salah-satu masyarakat di Desa Ujung Kia, Kabupaten Boven Digoel, Papua yang merasakan manfaat dari Klinik Asiki dari hasil wawancara dengan kontan.co.id pada september 2019 mengungkapkan “Klinik Asiki sangat membantu kami. Kegiatan pelayanan kesehatan telah dilakukan sebanyak empat kali di desa khususnya kepada anak-anak dan orang tua. Kami berharap, Klinik Asiki akan rutin mengunjungi kami,” tuturnya.
Fasilitas kesehatan (faskes) berupa klinik ini beroperasi selama 24 jam. Konsep nya tidak hanya melayani setiap pasien yang berkunjung, para dokter pun kerap mengadakan penyuluhan kesehatan malalui sekolah, radio, hingga pelosok desa.
Salah-satu contohnya pada Kamis, 7 Desember 2017 dimana dokter Defiana beserta timnya yang tergabung dalam "Mobile Service" Klinik Asiki mengunjungi warga di pedalaman Papua. Perkampungan-perkampungan di sepanjang tepian Sungai Digoel, di Kabupaten Boven Digoel. Mereka amat berani menembus bentang alam yang masih natural guna memberikan pelayanan kesehatan.
Tidak hanya menyusuri sungai saja mereka juga membawa barang bawaan yang berisi obat-obatan, vitamin, makanan tambahan bergizi serta brosur-brosur kesehatan terangkut semua dalam perahu bermesin tempel, menuju Kampung Obinangge.
Pada tahun 2017 berdasarkan korindo.co.id, layanan Mobile Service telah dilaksanakan sedikitnya di 6 kampung yang terdapat di Distrik Jair (3 kampung), Distrik Subur (1 kampung), dan Distrik Ki (2 kampung). Program ini terus digulirkan perusahaan sampai saat ini di kampung-kampung lainnya sesuai dengan jadwal Posyandu dari Puskesmas setempat.
Klinik Asiki merupakan klinik utama yang dibangun KORINDO yang bertujuan meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sekitar. Perusahaan ini pun melengkapi klinik dengan berbagai peralatan modern layaknya rumah sakit di Kabupaten atau di kota besar dan didukung juga SDM yang lebih profesional. Perubahan Untuk Indonesia yang lebih baik mungkin yang diinginkan oleh Korindo Group.
Kontribusi Klinik Asiki di pedalaman Papua akhirnya mendapatkan apresiasi meraih predikat Klinik Terbaik di tingkat Propinsi Papua dan Papua Barat versi BPJS Kesehatan pada tahun 2017 dan 2018. Bahkan Klinik Asiki ini mendapat penghormatan untuk menghadiri Pertemuan Nasional FKTP BPJS Kesehatan Tahun 2018 pada pertengahan April 2018 lalu di Jakarta.
"Hanya Klinik Asiki bersama dengan 5 klinik lainnya dari Papua dan Papua Barat yang mendapatkan penghormatan untuk menghadiri Pertemuan Tingkat Nasional Fasilitas Kesehatan tingkat Pertama (FKTP) tahun ini," ujar dr Firman Jayawijaya, Manager Klinik Asiki (2018)
Pada tahun 2019, Klinik Asiki menjadi juara 2 klinik terbaik tingkat nasional sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dari 6800 klinik. Penghargaan ini diberikan oleh BPJS Kesehatan pada 15 Agustus 2019 lalu dengan predikat “FKTP dengan komitmen tinggi dalam memberikan pelayanan terbaik bagi peserta JKN-KIS kategori klinik pratama”.
Unit bisnis KORINDO yakni TSE berhasil meraih penghargaan dalam penanganan keterpencilan melalui program pelayanan kesehatan bagi masyarakat di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Padmamitra Award merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan oleh negara kepada dunia usaha atas kontribusi dan perhatiannya kepada kondisi sosial masyarakat. Penilaian atas performa penerima penghargaan dilakukan langsung oleh Kementerian Sosial Indonesia bersama dengan Forum CSR Kessos.
TSE dinilai telah secara konsisten berkontribusi dengan dedikasi tinggi dalam memberikan pelayanan kesehatan melalui implementasi berbagai program Social Contribution (CSC/CSR) di bidang kesehatan dimana Klinik Asiki bisa dijjadikan contoh.
KORINDO menjadi salah satu contoh sukses pelaku usaha dalam mendukung Bangun Perbatasan Jadi Terasnya Indonesia di Boven Digoel dan Merauke, Papua. Meski masih minim infrastruktur di Papua, KORINDO sukses membangun usaha dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar.
Menurut dr. Anurman, saat ini Klinik Asiki telah memiliki 10.000 peserta. Jumlah ini dipandang cukup banyak untuk wilayah Boven Digoel, terlebih Asiki terletak di daerah perbatasan negara.
Dilansir dari korindonews.com (2/10/2019), Anna Ametong, salah seorang pasien Klinik Asiki pun turut bersyukur atas pelayanan kesehatan gratis ini. “Pengobatan jadi lebih dekat dan lebih bagus,” ujar Anna saat memeriksakan kesehatan dirinya dan anaknya.
Untuk itu perlunya kita memberi apresiasi bagi masyarakat/pelaku usaha yang mau ikut membantu dan memberi solusi bagi pembangunan kawasan 3T yang menjadi terasnya Indonesia. Salah-satu perusahaan tersebut ialah KORINDO. Semoga kisah Klinik Asiki dapat memicu pelaku usaha lain melakukan hal yang sama menjaga kesehatan yang Baik Untuk Sesama.
----
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto
Instagram I Twitter I web I Email: mastiyan@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H