Skema ini secara umum lebih sering dikenal sebagai skema Public-Private Partnerships (PPP), yang merupakan sebuah skema penyediaan dan pembiayaan infrastruktur yang berdasarkan pada kerjasama antara pemerintah dan badan usaha swasta.
Contohnya terjadi beberapa tahun lalu dimana jeruk yang diproduksi di dalam negeri lebih mahal dibandingkan dengan buah yang diimpor dari luar negeri. Konsumen di Jakarta sering mengeluh karena jeruk impor dari Tiongkok lebih murah di supermarket-supermarket di Jakarta dibandingkan dengan jeruk buatan Indonesia sendiri dari daerah, kenapa !
Hal ini tidak akan terjadi bila tersedianya infrastruktur didaerah untuk menunjung sektor pertanian , semisal ; jalan, pelabuhan, cargo dan transportasi.Â
Dengan pembangunan infrastruktur, pemerintah pusat berusaha memperlancar arus barang hingga ke pusat produksi sehingga menekan biaya logistik.
Biaya logistik yang tinggi di Indonesia bisa menyebabkan perbedaan harga yang jomplang (berbeda jauh) di antara provinsi-provinsi di nusantara. Misalnya, semen jauh lebih mahal di Indonesia bagian timur (Papua) daripada di pulau Jawa atau Sumatra karena biaya logistik dan tambahan yang timbul dari titik produksi ke konsumen.Â
_
Perlu terobosan besar untuk mencapai ambisi infrastruktur Indonesia yang merata. Patut dipikirkan skema untuk membiayai proyek infrastruktur maupun terobosan untuk meningkatkan kualitas iklim investasi dalam pembangunan infrastruktur, Creative Financing dapat menjadi solusi.
Masih banyak masyarakat Indonesia yang percaya bahwa pemerintahan Presiden Joko Widodo berada pada jalur yang tepat dalam hal pembangunan infrastruktur.
_
Salam hangat Blogger Udik dari Cikeas - Andri Mastiyanto