Deskripsi : Nasi Kotak Untuk Berbagi ketika pertama kali dijual untuk donasi I Sumber Foto: Andri
Dorongan gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi telah tertanam dalam diri sejak 2010, lima tahun sebelum gerakan ini terbentuk. Dyah merupakan sosok yang gemar membaca, terutama kisah inspiratif, buku motivasi, dan isu apapun yang berkaitan dengan pengembangan diri.Â
Pada tahun 2010 ada sebuah buku yang menguras emosi Dyah, buku tersebut berkisah tentang perjuangan seorang ibu mencari jalan kesembuhan untuk anaknya yang mengidap Atresia Billier, berjudul Ketika Bilqis Harus Cangkok Hati.
Deskripsi ; Almarhum Fahri yang mendorong Dyah untuk membentuk Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto: Dyah
Tahun 2015 ada dorongan dalam diri nya untuk bertemu dengan salah seorang ibu yang anaknya tengah dirawat di RSCM Jakarta. Anak itu Fahri namanya, didiagnosa Atresia Billier, persis seperti kisah yang Dyah baca lima tahun lalu.
Dyah memiliki keinginan yang kuat untuk menolong, namun dirinya sadar akan kemampuan finansial yang terbatas. Hal ini berujung Dyah tergerak untuk membuat sebuah Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi pada tahun 2015.
Deskripsi : Rekan-rekan Dyah di Instalasi Farmasi yang mensupport terbentuknya Nasi Kotak Untuk Berbagi I Sumber Foto : Dyah
Dyah pun gemar memasak, kemudian keahliannya ini dia sinergikan dengan gerakan sosial. Akhirnya diri nya berniat menjual nasi box seharga Rp.10.000,- dimana seluruh hasil penjualannya akan disumbangkan ke anak tersebut. Dengan modal sebesar 0 rupiah dia memulai niat ini dengan Bismillah. Ternyata respon dari teman-teman di Instalasi Farmasi sangat positif.Â
Namun takdir berkata lain, baru 5 kali Dyah menjual nasi kotak, anak tersebut dipanggil Yang Maha Kuasa. Ternyata tidak hanya Fahri bayi malang yang didiagnosa Gangguan Hati Kronis. Transplantasi hati yang hanya menjadi jalan keluar bagi kesembuhan bayi ini, ternyata ada banyak bayi lain yang mengalami hal serupa.Â
Saat ini angka kejadian bayi lahir dengan Atresia Billier mencapai 1:15.000 kelahiran. Berujung sejak 2015, Dyah bersama 2 (dua) orang rekan nya meneguhkan hati dan niat untuk mendampingi perjuangan sepi para Pejuang Hati.Â
_
Dyah Mengagas Rumah Singgah Pejuang Hati
Dua tahun kemudian pada 14 Januari 2017, Gerakan Nasi Kotak Untuk Berbagi mendirikan Rumah Singgah. Rumah Singgah ini ditujukan bagi para Pejuang Hati ( sebutan bagi orang tua dan anaknya yang teridentifikasi mempunyai gangguan hati kronis ). Rumah Singgah itu mereka beri nama Rumah Singgah Pejuang Hati.
Deskripsi : Rumah Singgah Pejuang Hati I Sumber Foto : Rumah Singgah Pejuang Hati
Rumah yang jadikan rumah singgah merupakan bangunan 2 (dua) lantai yang Dyah sewa beralamat di Jl.Kenari 2 No.177 tak jauh dari RSCM tempat mereka berobat dan menggantungkan harapan kesembuhan anak mereka.
Lihat Kebijakan Selengkapnya